Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Unsur Kebahasaan dan Struktur Pantun, Gurindam, dan Syair

Berikut unsur kebahasaan dan struktur Puisi Rakyat yang berupa pantun, gurindam, dan syair.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Unsur Kebahasaan dan Struktur Pantun, Gurindam, dan Syair
Freepik
ilustrasi Belajar dari Rumah - Materi Sekolah: Unsur kebahasaan dan struktur Puisi Rakyat (pantun, gurindam, dan syair). 

d. Kalimat Seru

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).

Contoh:
Alangkah indahnya alam Indonesia ini.
Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.

e. Kalimat larangan

Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari).

Contoh:
Janganlah berprasangka buruk kepada sesama.
Jangan berjalan di atas rumput!

f. Pernyataan Sopan

Berita Rekomendasi

Kalimat ini seperti kalimat perintah biasa namun terdengar lebih sopan. Agar menjadi kalimat yang sopan kalimat tersebut perlu ditambah dengan menggunakan kata-kata permohonan seperti, "mohon", "tolong".

Contoh:
Mohon jangan berisik di ruangan ini!
Tolong berbicara dengan jujur!

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 42 Soal Puisi Rakyat

Kata penghubung yang sering digunakan pada Puisi Rakyat:

a. Kata penghubung tujuan

Kata penghubung tujuan merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).

b. Kata penghubung sebab (kausal)

Kata penghubung sebab (kausal) menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas