Memahami Pesan Pokok dalam Surah An Nas untuk Kehidupan Manusia
Penjelasan pesan pokok Surah An-Nas bagi kehidupan manusia. Sebagai perlindungan Allah Swt terhadap pengaruh setan.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
Sebaliknya, ketika manusia lupa mengingat Allah, maka setan akan mendatanginya dan membisikkan hatinya.
Bisikan jahat yang biasanya sumbernya dari jin, bisa juga dari manusia yang telah menjadi walinya.
Ketika menafsirkan Surat An Nas ayat 1 sampai 3 ini, Ibnu Katsir menjelaskan:
"Ketiga ayat yang pertama merupakan sifat-sifat Allah Swt., yaitu sifat rububiyah, sifat mulkiyah, dan sifat uluhiyah."
"Dia adalah Tuhan segala sesuatu, Yang memilikinya dan Yang disembah oleh semuanya."
"Maka segala sesuatu adalah Makhluk yang diciptakanNya dan milikNya serta menjadi hambaNya."
Sementara, Ibnu Abbas dalam menafsirkan surat An-Naas ayat 4 dengan menjelaskan:
“Setan bercokol dalam di atas hati anak Adam."
"Apabila ia lupa dan lalai kepada Allah, setan menggodanya. Apabila ia ingat kepada Allah, maka setan bersembunyi.”
Syaikh Wahbah menjelaskan terkait tafsir ayat 5:
“Yang menebarkan pikiran-pikiran buruk dan jahat di dalam hati. Dalam ayat tersebut disebutkan kata ash shudur karena dada adalah tempat hati. Pikiran-pikiran itu tempatnya di hati, sebagaimana dikenal dalam dialektika orang-orang Arab.”
Sayyid Qutb menjelaskan tafsir ayat 6 bahwa bisikan jin tidak dapat diketahui bagaimana terjadinya.
Namun dapat dijumpai bekas-bekas pengaruhnya dalam realitas jiwa dan kehidupan.
Oleh sebab itu, untuk menangkal bisikan-bisikan setan itu, baik dari golongan jin maupun manusia, maka harus memohon perlindungan kepada Allah.