Cara Penyebaran Islam di Indonesia Melalui 6 Jalur, Berdasarkan Teori dan Buktinya
Inilah cara penyebaran Islam di Indonesia berdasarkan 6 jalur yang berbeda, berdasarkan teori dan bukti temuan yang ada.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Suci BangunDS
Pada saat itu, terdapat berbagai kiai dan ulama yang dijadikan guru agama atau penasihat agama di kerajaan-kerajaan.
2. Jalur Perdagangan
Sarjana-sarjana Barat dari Negeri Belanda—mengatakan, bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.
Baca juga: Ragam Kuliner Tradisional di Indonesia, Ada Jajanan hingga Minuman Kesehatan
Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab.
Letaknya sangat strategis, berada di jalur perdagangan antara timur dan barat.
Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M).
Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling awal dalam tahap Islamisasi, yang diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M dan melibatkan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India.
Menurut Thome Pires, sekitar abad ke-7 sampai abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai.
Dalam agama Islam siapapun bisa sebagai penyebar Islam, sehingga hal ini menguntungkan karena mereka melakukannya sambil berdagang.
Pada saluran ini, hampir semua kelompok masyarakat terlibat mulai dari raja, birokrat, bangsawan, masyarakat kaya, sampai menengah ke bawah.
Proses ini dipercepat dengan runtuhnya kerajan-kerajaan Hindhu-Budha.
3. Jalur Perkawinan
Tahap perkawinan merupakan kelanjutan dari tahap perdagangan.
Para pedagang yang datang lama-kelamaan menetap dan terbentuklah perkampungan yang dikenal dengan nama pekojan.