Kejanggalan Pembatalan Nanda Maulidya yang Lolos Jadi Paskibraka pada H-2 Sebelum Berangkat
Nanda merasa down, menangis, kecewa, bahkan mengalami trauma setelah mengetahui dirinya batal berangkat ke Jakarta. Ada sejumlah kejanggalan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Dia mengatakan, Nanda merasa down, menangis, kecewa, bahkan mengalami trauma setelah mengetahui dirinya batal berangkat ke Jakarta.
"Kalau dari orangtua jelas yang pasti kecewa. Nanda pastinya down sekali, menangis, pokoknya kecewa, menangis dan ada perasaan trauma," ujar Sri dilansir Kompas, Senin (17/7/2023).
Dia menambahkan, pihak sekolah sebenarnya sudah merasa bangga atas penunjukan Nanda sebagai Paskibraka.
Namun, pembatalan tersebut membuat pihaknya kecewa.
"Ini sudah berbahagia dan berbangga, semua pelatihan sudah diikuti, semua dari nol ibaratnya, sudah di puncak lalu tiba-tiba seperti ini," kata Sri.
"Pasti mentalnya kena, psikologinya juga kena," sambungnya.
Sri membeberkan kronologi Nanda batal berangkat ke Jakarta sebagai Paskibraka mewakili Maluku Utara.
Hal itu bermula saat panitia seleksi Paskibraka Nasional dan Provinsi mengumumkan Nanda sebagai Paskibraka dari Maulu Utara pada 16 Mei di Aula Hotel Bolote, Sofifi.
Nama Nanda lolos mewakili Maluku Utara sebagai Paskibraka bersama siswa asal SMA K Dian Halmahera, Deril Tonga.
Sri menjelaskan, pada saat itu siswinya berada di urutan pertama dengan nilai tertinggi sebagai calon Paskibraka.
Setelah itu, Nanda menjalani serangkaian tes kesehatan di RS Umum Daerah Chasan Boesoirie, Ternate.
"Dari hasil medical check up kan ada 2 (keterangan) layak dan tidak layak, nah itu dilingkari dokternya sendiri (Nanda) layak untuk menuju Paskibraka nasional," jelas Sri.
"Sudah medical check up, selesai. Lalu, dengan kesimpulan bahwa Nanda layak menuju Diklat Paskibraka nasional di Jakarta," tambahnya.
Kejanggalan Pembatalan Nanda Maulidya sebagai Paskibraka
Sri melanjutkan, ada beberapa kejanggalan di balik pembatalan Nada sebagai Paskibraka.