Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Perlawanan Abad ke-19
Kunci jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: contoh perlawanan sebelum dan setelah Abad ke-19, Bab 1.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
Tuanku Imam Bonjol adalah seorang pemimpin Minangkabau yang memimpin perlawanan melawan Belanda.
Ia mengorganisir pasukan dan mempertahankan Pagaruyung dari serangan-serangan Belanda.
Perlawanan rakyat Sumatera Barat dikenal dengan Perang Padri.
Perang ini terjadi di wilayah Kerajaan Pagaruyung akibat adanya konflik internal antara kaum adat dan kaum Padri (Ulama).
Kaum Padri menginginkan agar kaum adat berhenti berjudi sabung ayam hingga mabuk-mabukan.
Konflik antara dua kaum ini sudah terjadi sejak awal abad ke-19 dan berlangsung selama dua dekade.
Belanda lalu melancarkan politik adu domba dengan mengajak kerja sama Kaum Adat untuk melawan kaum Padri.
Perang Padri berlangsung selama tujuh belas tahun dan pada akhirnya Tuanku Imam Bonjol berhasil merangkul kaum adat untuk melihat bahwa Belanda berusaha memecah belah rakyat.
2. Perlawanan Sultan Mahmud Badaruddin (1819-1821)
Perlawanan rakyat pada Belanda di Sumatera terjadi di Palembang di bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddim.
Ambisi Belanda untuk menguasai Palembang dan Kepulauan Bangka Belitung didasari oleh kekayaan alam melimpahnya.
Pergantian kekuasaan akibat Perjanjian Tuntang membuat Inggris fokus untuk mengurus Pulau Jawa.
Serangan dilakukan ke sisa garnasium Belanda yang ada di Palembang sampai akhirnya Belanda berhasil menangkap Sultan Mahmud Badaruddin dan mengasingkannya ke Ternate.
Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 8 Kurikulum Merdeka: Mengenal Rempah Asli Indonesia
3. Perlawanan Kartini (1899-1904)
Perlawanan Kartini terjadi di Jepara, Jawa Tengah.
Kartini adalah seorang tokoh perempuan yang memimpin perlawanan terhadap tradisi patriarki dan mendukung pendidikan bagi perempuan.
Meskipun bukan perlawanan fisik, perjuangannya melalui tulisan dan pemikiran memberikan inspirasi besar bagi perempuan Indonesia.
4. Indische Partij
Organisasi Indische Partij (IP) berdiri pada tahun 1912 oleh 3 orang tokoh yang memiliki julukan tiga serangkai yaitu meliputi Dr. Cipto Mangunkusumo, R. M. Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker.
Berdirinya Indische Partij membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir karena ini merupakan organisasi politik murni.
Hal ini membuat pemerintah Hindia Belanda melakukan tindakan dengan mengasingkan ketiga tokoh IP.
Dr. Cipto Mangunkusumo ditangkap kemudian diasingkan/dibuang ke Pulau Banda, sementara itu R.M. Suwardi Suryaningrat dibuang ke Belanda dan E.F.E Douwes Dekker diasingkan ke NTT yakni di Kupang.
Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 186 187 Kurikulum Merdeka: Asesmen Bab 4, Esai
5. Perjuangan Budi Utomo
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 dan merupakan organisasi politik yang didirikan bangsa Indonesia di masa penjajahn Belanda. Budi Utomo didirikan oleh Soetomo, Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo serta Wahidin Soedirohoesodo. Budi Utomo menyelenggarakan kongres pertamanya pada bulan Mei 1908.
Awalnya Budi Utomo hanya menerima anggot dari kalangan Priyayi (Bangsawan) saja, namun pada tahun 1920, seiring dengan semangat pergerakan Nasional, Budi Utomo menerima anggota dari kalangan biasa.
Tujuan utama Budi Utomo adalah awalnya bukan politik, dan lebih banyak bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan. Misalnya dengan membentuk Dana Pelajar (Studiefonds) untuk para pelajar Indonesia. Dengan dana ini, para pelajar daat belajar di lembaga pendidikan seperti STOVIA
Namun, secara berangsur-angsur Budi Utomo bergeser ke arah tujuan politik dengan menempatkan perwakilan di Volksraad atau “Dewan Rakyat”, lembaga perwakilan di Hindia Belanda, yang di bentuk tahun 1918. Wakil Budi Utomo di Volksraad adalah Mas Ngabehi Dwidjosewojo, dan Raden Sastrowidjono.
Dengan mengirim perwakilannya ke Volksraad ini Budi Utomo mengambil jalan kooperatif atau kerjasama, dengan pemerintah Hindia Belanda dalam tujuannya mencapai kemerdekaan.
Volksraad ini hanya bersifat “basa-basi” karena tidak seperti parlemen sesungguhnya tidak berwenang mengambil keputusan dan kebijakan. Wewenang ini sepenuhnya dipegang Gubernur Jenderal yang diangkat langsung oleh Belanda. Karena itu Volksraad ini tidak populer dikalangan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Selain ikut dalam Volksraad, Budi Utomo mendorong pemerintah kolonial Hindia-Belanda memberlakukan milisi bumiputera, yaitu wajib militer bagi warga pribumi.
Pada tahun 1935, akhirnya Budi Utomo bergabung ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra).
6. Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
ISDV didirikan pada tanggal 9 mei 1914, oleh Sneevliet (anggota partai buruh Sosial Demokrat Belanda) dan rekan-rekannya di Surabaya.
Organisasi ini menganut paham Marxisme, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia pada 23 Mei 1920.
Tidak lama kemudian diubah menjadi Partai komunis Indonesia (PKI) pada desember 1920.
PKI diketuai oleh Semaun dengan Darsono sebagai wakil ketua dan Bergsma sebagai sekretaris partai.
Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 130 Kurikulum Merdeka: Asesmen Bab 3 Esai
Tokoh yang tergabung dalam organisasi ini adalah Alimin Prawirodirdjo dan Musso.
Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pembrontakkan di jawa dan sumatera yang kemudian di tumpas oleh pemerintah Belanda.
Akibat aksi ini, PKI dianggap sebagai partai terlarang serta tokoh-tokohnya ditangkap dan diasingkan ke Tanah Merah dan Boven Digul.
*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orangtua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)