Kesejahteraan Sosial Anak Indonesia Perlu Perhatian Khusus, Terutama Akses Pendidikan
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) RI pada 2022, sebanyak 491.311 anak Indonesia
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak merupakan fondasi masa depan namun sayangnya banyak yang putus sekolah yang dipicu berbagai macam penyebab.
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) RI pada 2022, sebanyak 491.311 anak Indonesia terpaksa putus sekolah pada awal tahun ajaran baru.
Banyaknya anak putus sekolah menunjukkan kesejahteraan sosial anak-anak Indonesia memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal akses pendidikan.
Faunders Benih Baik, Andy F Noya mengatakan, melihat fakta ini perlu upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.
"Ini pula yang mendorong hadirnya program sekolah kesetaraan gratis yang meliputi paket A setara SD, paket B (SMP) dan paket C (SMA)," kata Andy F Noya di sela-sela kerjasama dengan Central Department Store dan Mastercard di Jakarta belum lama ini.
Program ini menyediakan akses dan sarana pendidikan gratis bagi anak-anak tunawisma dan mereka yang mengalami masalah kesejahteraan sosial.
Program ini juga akan memberikan pendampingan dan pelatihan sesuai jenjang, dengan memanfaatkan fasilitas publik seperti aula atau ruangan milik desa.
"Program pendidikan yang dilakukan meliputi pendidikan formal, berupa kegiatan belajar seminggu sekali, serta muatan lokal yang relevan dengan lingkungan sekitar seperti manajemen sampah," kata Andy.
Baca juga: Kemenkes Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis, Cek Syarat dan Kuota Penerima
Selain itu, program ini juga mencakup pendampingan keluarga dengan mengunjungi rumah anak didik untuk memastikan dukungan keluarga, serta pendidikan siap kerja yang membentuk soft skill dan hard skill guna mempersiapkan anak menjadi talenta profesional siap kerja.
Anak-anak juga akan mendapatkan berbagai program pendukung seperti eduwisata berupa kunjungan ke tempat wisata edukatif.
Mereka akan mendapatkan pelatihan intensif bahasa Inggris melalui fun English club, kelas persiapan untuk asesmen, ujian kesetaraan, dan persiapan masuk perguruan tinggi.
Selain itu, mereka juga akan menghadiri sesi dengan pembicara inspiratif untuk memberikan motivasi melalui kelas inspirasi, serta aktivitas ekstrakurikuler untuk mengembangkan keterampilan dalam bidang olahraga dan kesenian.
Direktur Central Department Store, Kong Surapongpracha menyatakan, melihat fakta bahwa banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah, membuat saya terbebani dan ingin mengambil bagian untuk membantu mereka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia