Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Soal Studi Kasus PPG Daljab 2024 Sebanyak 500 Kata untuk SMP sebagai Referensi

Inilah 4 studi kasus PPG Daljab 2024 sebanyak 500 kata untuk jenjang SMP sebagai referensi bapak/ibu guru dalam UKPPPG.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in 4 Soal Studi Kasus PPG Daljab 2024 Sebanyak 500 Kata untuk SMP sebagai Referensi
Kolase Tribunnews.com/Canva
Inilah 4 studi kasus PPG Daljab 2024 sebanyak 500 kata untuk jenjang SMP sebagai referensi bapak/ibu guru dalam UKPPPG. 

Kelas menjadi lebih dinamis, dan suasana belajar menjadi lebih positif dan produktif. Saya juga melihat peningkatan dalam hubungan antar siswa. Siswa yang lebih cepat menjadi mentor bagi teman-temannya yang lebih lambat, dan ini memperkuat ikatan sosial di dalam kelas. Tidak ada lagi siswa yang merasa bosan atau tertinggal, karena setiap siswa mendapatkan perhatian dan tantangan sesuai dengan kemampuan mereka.

4. PENGALAMAN BERHARGA

Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya pembelajaran berdiferensiasi. Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda, dan fleksibilitas metode pengajaran sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Angka peningkatan keberhasilan membuktikan bahwa setiap siswa bisa berkembang dengan pendekatan yang tepat. Pembelajaran kooperatif juga memperkuat interaksi antar siswa, menciptakan lingkungan yang saling mendukung.

Dengan pembelajaran yang lebih inklusif, saya melihat bagaimana pendekatan yang sesuai mampu meningkatkan motivasi, pemahaman, dan prestasi siswa secara signifikan.

Studi Kasus PPG Daljab 2024 Sebanyak 500 Kata untuk SMP

1. PERMASALAHAN YANG SAYA HADAPI 

Pada tahun 2023, saya mengajar matematika di kelas VIII dengan 35 siswa yang memiliki kemampuan sangat beragam. Berdasarkan penilaian awal, hanya 40 persen siswa (14 orang) yang berhasil mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75, sedangkan 60 persen lainnya (21 siswa) berada di bawah KKM. 

BERITA REKOMENDASI

Kesulitan utama adalah menyeimbangkan kebutuhan siswa yang berbeda. Saat saya mempercepat penyampaian materi, siswa yang lambat tertinggal. Sebaliknya, jika saya melambatkan ritme, siswa yang cepat menjadi kurang tertantang. Kondisi ini menciptakan suasana kelas yang tidak produktif.

2. UPAYA YANG SAYA LAKUKAN

Saya memutuskan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan membagi siswa menjadi tiga kelompok:

  • Kelompok cepat belajar (14 siswa) diberi soal- soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dan tugas proyek.
  • Kelompok menengah (10 siswa) diberi latihan yang lebih terstruktur dengan diskusi kelompok kecil.
  • Kelompok yang tertinggal (11 siswa) diberi bimbingan individu, alat bantu visual, dan soal yang lebih mendasar.

Saya juga menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif, di mana siswa yang lebih cepat membantu teman-teman mereka. Hal ini menciptakan lingkungan belajar kolaboratif yang mendukung semua siswa.

3. HASIL DARI UPAYA SAYA

Setelah satu semester, terjadi peningkatan signifikan. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM naik dari 40 persen menjadi 75 persen (26 siswa). Kelompok menengah menunjukkan peningkatan terbesar, dengan 8 dari 10 siswa melampaui KKM. Dari kelompok yang tertinggal, 5 dari 11 siswa mencapai nilai minimal 70, yang sebelumnya sulit dicapai. 

Suasana kelas menjadi lebih aktif, dan kepercayaan diri siswa meningkat. Saya juga melihat peningkatan dalam hubungan antar siswa. Siswa yang lebih cepat menjadi mentor bagi teman-temannya yang lebih lambat, dan ini memperkuat ikatan sosial di dalam kelas. Tidak ada lagi siswa yang merasa bosan atau tertinggal, karena setiap siswa mendapatkan perhatian dan tantangan sesuai dengan kemampuan mereka.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas