Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masa Kampanye Lebih Panjang, Hoaks Diprediksi Menjamur Saat Pilkada 2020 Melebihi Pilpres 2019

Arief juga memprediksi penggunaan media sosial maupun media massa di Pilkada 2020 akan melampaui aktivitas Pemilu 2019 kemarin.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Masa Kampanye Lebih Panjang, Hoaks Diprediksi Menjamur Saat Pilkada 2020 Melebihi Pilpres 2019
Shutterstock
Ilustrasi Hoaks 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua KPU RI Arief Budiman memprediksi produksi fitnah, hoaks hingga black campaign alias kampanye hitam akan mengalami peningkatan pada pelaksanaan Pilkada 2020, Desember mendatang.

Hal ini bisa terjadi lantaran teknologi informasi semakin sering dan familiar digunakan untuk berkampanye.

Terlebih KPU melalui PKPU memberikan masa kampanye Pilkada 2020 lebih panjang dibanding pemilu sebelumnya.

KPU memberikan masa kampanye selama 71 hari, terhitung sejak tanggal 26 September sampai 5 Desember 2020.

"Penggunaan teknologi informasi dalam hal ini media sosial, media televisi, yang oleh sebagian orang digunakan dengan cara yang kurang pas, hoaks banyak menyebar di situ, kemudian fitnah, black campaign, itu disalurkan lewat situ," kata Arief di Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020).

"Di 2020 ada Pilkada, saya membayangkan penggunaan media sosial, penggunaan media elektronik, penggunaan lembaga penyiaran itu akan meningkat. Berarti ruang terjadinya hal yang sama itu makin lebar, terbuka," tambah Arief.

Baca: Ketua Bawaslu RI: Masa Kampanye yang Panjang Sedikit Kurangi Persoalan Kampanye di Luar Jadwal

Bahkan kata Arief, dewasa ini media massa, media elektronik sudah banyak berkembang bahkan dalam skala kecil. Sebagai contoh, semakin menjamurnya radio komunitas, televisi lokal hingga koran cetak yang punya cakupan pada satu kota saja.

Berita Rekomendasi

Keberadaan media-media tersebut jadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara Pemilu untuk mengawasi dan memantau kontennya di masa Pilkada 2020.

"Kita tidak boleh berhenti di sini, karena media sekarang tidak berbatas. Bisa ada di mana saja, scoop kecil sekalipun, ada tv lokal, ada radio komunitas, koran cetak lokal yang sebarannya hanya satu kota saja," ujar Arief.

Arief juga memprediksi penggunaan media sosial maupun media massa di Pilkada 2020 akan melampaui aktivitas Pemilu 2019 kemarin. Pasalnya di Pilkada 2020, pertemuan fisik akan dikurangi.

Sementara pemanfaatan media massa, media elektronik hingga media sosial akan diberikan porsi lebih banyak dari sebelumnya.

Hal ini berkenaan dengan Pilkada 2020 yang dilaksanakan di masa pandemi Covid-19.

"Saya membayangkan penggunaan media sosial, penggunaan media elektronik, penggunaan lembaga penyiaran, itu akan meningkat karena pertemuan fisik akan dikurangi," kata Arief.

Dengan prediksi kian meningkatnya aktivitas di media sosial, KPU mengkhawatirkan berbanding lurus dengan produksi hoaks, isu fitnah hingga black campaign oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas