Dirjen IKP: Mahasiswa Punya Peran Penting Ajak Masyarakat Sukseskan Pemilihan Serentak
Data dari KPU tahun 2019, sebesar 40 persen pemilih didominasi oleh generasi Y dan Z dengan rentang usia 17 – 39 tahun.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Prof Dr Widodo Muktiyo menyampaikan mahasiswa merupakan agen perubahan yang memiliki peran vital dalam kehidupan bernegara.
"Dalam agenda politik akbar seperti Pemilihan Serentak 2020, mahasiswa mempunyai peranan penting untuk mengajak masyarakat melek politik," kata Widodo di Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Menurut Widodo, literasi politik di kampus juga perlu terus dikembangkan bagi pengelola, praktisi, wartawan, media kampus, dan para sivitas akademika.
Baca juga: Polri Garansi Pemilihan Serentak 2020 Berjalan Aman
Data dari KPU tahun 2019, sebesar 40 persen pemilih didominasi oleh generasi Y dan Z dengan rentang usia 17 – 39 tahun.
Posisi generasi muda dalam panggung menjadi sangat penting karena mereka adalah agen perubahan.
Peran mahasiswa menjadi agen perubahan, penggerak perubahan yang memunculkan ide-ide cemerlang, menjaga nilai seperti kejujuran, gotong royong sekaligus sebagai penerus bangsa dan sumber kekuatan moral serta pengontrol sosial melalui kritik, saran dan solusi kebijakan.
“Apalagi di saat pandemi Covid-19, kampus harus menjadi sumber untuk menggelorakan sikap disiplin diri, optimis, berfikir positif dan bergotong royong, di masa Pemilihan Serentak 2020,” ujar Widodo.
Baca juga: Dirjen IKP Minta Diskominfo Se-Indonesia Salurkan Narasi Positif Pemilihan Serentak 2020
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Dr. Suliswiyadi memiliki pandangan serupa terkait peran mahasiswa sebagai agen perubahan untuk perbaikan bagsa ke depan.
Menurutnya mahasiswa tidak boleh alergi dengan aktivitas politik, termasuk berpartisipasi dalam Pemilihan.
Sebagai insan kritis, mahasiswa harus aktif melakukan kontrol dan pengawasan terhadap setiap proses politik yang berlangsung.
“Mahasiswa tidak boleh masa bodoh atau apriori dalam kegiatan demokrasi seperti Pemilihan. Mahasiswa memiliki peran yang sangat strategis, dapat mengedukasi masyarakat tentang pelaksanaan Pemilihan berdasarkan standar protokol kesehatan melalui kegiatan kreatif di media sosial,” kata Suliswiyadi.
Mahasiswa sebagai generasi muda yang cerdas diharapkan ikut aktif dalam membangun demokrasi yang bersih, jujur, dan bermartabat di Indonesia.