Catatan Peneliti LIPI: Prabowo Harus Bekerja Lebih Keras Lagi Untuk Kalahkan Jokowi di Pilpres 2019
Kubu petahana Jokowi-Amin maupun pesaingnya Prabowo-Sandi terus berusaha menunjukkan kelebihan masing-masing
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasangan Joko Widodo (Jokowi)- KH Ma'ruf Amin mendapat nomor urut satu dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut dua sebagai peserta Pemilu Presiden 2019.
Hal itu berdasarkan hasil pengundian nomor urut calon presiden-calon wakil presiden yang dilakukan di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat (21/9/2018) malam.
Masa kampanye pemilihan umum 2019 pun telah dimulai pada Minggu (23/9/2018) hingga Sabtu (13/4/2019).
Kubu petahana Jokowi-Amin maupun pesaingnya Prabowo-Sandi terus berusaha menunjukkan kelebihan masing-masing, dan mempertanyakan pencapaian yang lainnya.
Namun sayangnya hingga akhir 2018, menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, kedua capres itu mengulang konstelasi Pilpres 2014 lalu.
Untungnya, menurut Indria Samego, Jokowi sudah menang satu ronde dan berada di atas angin karena berstatus petahana, yang sudah berkerja selama lima tahun pemerintahannya.
Sementara Prabowo, dia menilai, masih cari-cari strategi untuk mengalahkan petahana.
Baca: BNN: Ada Indikasi Peredaran Narkoba Jelang Pergantian Tahun
"'Indonesia bubar' atau 'Indonesia punah' merupakan tagline yang dianggapnya dapat menarik simpati publik. Namun gak jelas korelasinya," ujar Anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini kepada Tribunnews.com, Kamis (20/12/2018).
Yang pasti, dia memberikan catatan, Prabowo harus bekerja lebih keras lagi bila mau mengungguli Jokowi di Pilpres 2019.
"Prabowo harus bekerja lebih keras lagi bila mau mengungguli Jokowi," tegasnya.
Untuk diketahui, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Hanura.
Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga diusung Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera.
Menurut dia, dua pasangan harus benar-benar optimal dan memanfaatkan sisa masa kampanye untuk semakin memperkuat elektabilitas. Khususnya dalam debat Pilpres 2019 mendatang untuk menyampaikan program-program pro rakyat dan melirik hari pemilih.
Debat Pilpres 2019 akan diselenggarakan sebanyak lima kali yang seluruhnya digelar pada 2019.