Kisah Agum Gumelar Dapat Tugas dari Beny Moerdani Selidiki Mayjen Polisi yang Dicurigai Terlibat PKI
Ia menceritakan pengalamannya saat ditugasi atasannya waktu itu, Komandan Satgas Intel Kopkamtib Brigjen TNI Beny Moerdani.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Singkat cerita ia pun telah menyelesaikan tugasnya dan membuat laporan khusus.
Ia menghadap Beny Moerdani di rumahnya kemudian secara lisan ia menyampaikan bahwa ia tidak mendapat bukti sama sekali yang menyatakan Mayjen Polisi tersebut seorang PKI dan terlibat G 30 S PKI.
"Selama tiga bulan saya selidiki mendalam. Saya dalami betul. Saya tidak mendapatkan bukti dia terlibat G 30 S PKI. Saya tidak mendapat bukti bahwa dia anggota Komunis. Yang saya dapatkan adalah dia pendukung Soekarno," kata Agum mengulang perkataannya kepada Beny.
Beny pun berterimakasih kepada Agum.
Baca: Foto Pilu Anjing Pesepakbola Emiliano Sala, Tetap Menunggu Meski Tuannya Tewas Kecelakaan Pesawat
Namun, Agum merasa kurang puas dan melaporkan perkembangan situasi di lapangan ketika itu.
"Tapi begini Pak, saya terpaksa harus lapor sama Pak Beny. Ini di lapangan ada persepsi keliru pada pejabat kita yang mengidentikan bahwa Soekarnois identik dengan PKI. Itu bahaya, Pak. Itu keliru besar," kata Agum mengulangi perkataannya kepada Beny.
Beny kemudian tertawa dan berseloroh Agum harus menangkapnya jika memang seperti itu keadannya.
"Iya Pak, saya harus tangkap Bapak. Tapi ini bahaya kalau ini terus jadi pedoman kita," jawab Agum.
Ia pun mengatakan, saat itu Beny mengatakan akan meluruskan hal tersebut dengan memanggil semua jajarannya.
Dia akhir cerita, Agum pun memberi makna terhadap cerita itu.
Baca: Agum Gumelar: Kalau Tidak Suka Pemerintah Jangan Dukung Gerakan Radikal
"Jadi artinya apa saudara-saudara sekalian. Detik ini jangan ada dipikiran rakyat Indonesia, Soekarnois identik dengan PKI. Tidak. Soekarnois adalah Soekarnois, PKI adalah PKI," kata Agum disambut tepuk tangan hadirin.
Ia mengatakan, jika persepsi itu terus ada maka akan timbul perpecahan.
"Sekarang sudah terjadi rekonsilisasi secara alami. Sudah tidak ada lagi anak komunis, cucu komunis. Mereka sudah bebas dan bisa bekerja di mana saja," kata Agum.
Ia pun mewanti-wanti para hadirin.