BI Diprediksi Tahan Kenaikan Suku Bunga, Analis: Sektor Properti Siap Menggeliat
Kebijakan BI menakan suku bunga diharapkan bisa mempertahankan tren positif sektor properti yang sudah cukup membaik selama setahun terakhir.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Choirul Arifin
![BI Diprediksi Tahan Kenaikan Suku Bunga, Analis: Sektor Properti Siap Menggeliat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ipexxxx.jpg)
Sementara dari sisi permintaan, indeks permintaan naik sebesar 14,5 persen secara kuartalan. Sebelumnya, pada kuartal keempat 2022, indeks permintaan turun hingga 20 persen secara kuartalan.
Namun demikian, indeks permintaan pada kuartal pertama 2023 ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2022 sehingga terjadi penurunan sebesar 19,7 persen secara tahunan.
Geliat konsumen yang tercermin pada indeks permintaan menunjukkan kembalinya minat masyarakat untuk mencari properti, setelah pada kuartal sebelumnya teralihkan untuk kebutuhan akhir tahun.
Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan bahwa pencarian properti didominasi oleh pencarian dengan harga di atas Rp 1 miliar. Hal ini juga bisa menjadi indikasi positif terhadap daya beli masyarakat.
Optimisme di pasar properti hunian ini juga seiring dengan penguatan nilai Rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif.
![Ilustrasi - Pameran properti yang diselenggarakan Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) di Kota Surabaya.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pameran-properti-di-surabaya.jpg)
Bank Indonesia memprediksi tren positif penguatan Rupiah akan berlanjut seiring surplus transaksi berjalan, masuknya modal asing, serta pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi. BI juga optimistis dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang mencapai 4,5-5,3 persen di 2023.
Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh meningkatnya permintaan domestik dan kinerja ekspor. Selain itu, naiknya mobilitas, keyakinan konsumen, serta meningkatnya daya beli seiring penurunan inflasi diyakini dapat semakin memperkuat konsumsi swasta.
Marine menambahkan, menguatnya rupiah dan optimisme pada pertumbuhan ekonomi membuat konsumsi pasar, terutama di sektor swasta, tetap terjaga.
Kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuan juga diyakini akan menjaga suku bunga KPR di pasar akan tetap stabil, sehingga permintaan terhadap hunian juga tetap terjaga. Hal ini tercermin dalam indeks permintaan Rumah.com. Meski masih tetap berhati-hati, konsumen juga terlihat semakin berani meningkatkan rentang harga pencariannya.
Sementara itu saturasi pasar properti semakin terasa di wilayah DKI Jakarta pada kuartal pertama 2023. Terutama jika membandingkan indikator-indikator seperti harga, suplai, dan permintaan dengan wilayah-wilayah lain di Jabodetabek pada semua jenis properti hunian.
Di saat harga hunian di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami kenaikan rata-rata 2,6 persen secara kuartalan dan 11,8 persen secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini, rata-rata kenaikan harga di lima wilayah Jakarta, yakni Pusat, Utara, Timur, Selatan, dan Barat hanya tercatat sekitar 0,2 persen secara kuartalan dan 3,2 persen secara tahunan.
Kenaikan harga yang relatif rendah ini ini dibarengi pertumbuhan suplai yang cukup pesat. Indeks suplai tercatat meningkat sebesar 2 persen secara kuartalan dan 9,1 persen secara tahunan.
Pertumbuhan suplai ini lebih besar dibandingkan pertumbuhan suplai secara nasional. Sementara permintaan mengalami kenaikan secara kuartalan, namun secara tahunan trennya masih turun sebesar 11,1 persen.
"Tren pasar properti DKI Jakarta menurut Rumah.com Indonesia Property Market Report Q2 2023 menunjukkan data di antaranya adalah 82 persen permintaan terhadap hunian masih didominasi tipe rumah tapak sementara 36 persen total permintaan terhadap hunian berasal dari area Jakarta Selatan," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.