Warga Asing Boleh Miliki Properti di Indonesia, REI: Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Warga negara asing kini diperbolehkan memiliki hunian di Indonesia tanpa harus memiliki kartu izin tinggal sementara atau kartu izin tinggal tetap.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2021 memperbolehkan Warga negara asing (WNA) kini diperbolehkan memiliki hunian di Indonesia tanpa harus memiliki kartu izin tinggal sementara atau kartu izin tinggal tetap.
Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Hubungan Luar Negeri Rusmin Lawin meyakini implementasi PP tersebut akan bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya dari sektor properti.
"Kalau kita melihat dengan fokus, ini akan menjadi mesin percepatan ekonomi kita, khususnya di sektor properti," ucap Rusmin di kawasan Alam Sutera Tangerang, Senin (14/8/2023).
Ia juga mengungkapkan, implementasi aturan terkait WNA dapat memiliki hunian di Indonesia sebenarnya terbilang terlambat jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Mulai dari Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, hingga Myanmar. Bahkan Singapura telah mengimplementasikan aturan tersebut sekitar tahun 1970-an, dan Malaysia sejak 1990-an.
Meski demikian, Rusmin optimistis pasar properti khususnya seperti apartemen bakal laris manis di mata WNA.
Pasalnya, investasi asing di Indonesia cukup besar. Sehingga banyak ekspatriat yang tersebar diberbagai wilayah, yang kemudian memungkinkan mereka untuk membeli unit properti di Tanah Air.
Selain itu, cukup banyak pula WNA yang ingin memiliki unit properti di Indonesia untuk keperluan berlibur.
Sejumlah wilayah yang memiliki potensi sebagai tempat tinggal ekspatriat mulai dari Batam, Bintan, Bali, Lombok, dan tentunya Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
"Meski implementasi terlambat, tapi kami optimis (pasar properti untuk WNA besar) kita banyak ekspatriat, sekitar 112 ribu ekspatriat per 2020," pungkasnya.
Baca juga: Batam Jadi Kota Incaran Warga Negara Asing untuk Investasi Properti
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ATR/BPN Suyus Windayana mengatakan, saat ini nilai hunian yang bisa dibeli oleh orang asing di Indonesia, lebih rendah dari sebelumnya.
"Jadi (sekarang) kita bentuk dalam Keputusan Menteri bukan Peraturan Menteri, supaya kita lebih mudah untuk melakukan adjustment," katanya di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Kamis (3/8/2023).
"Jadi, harganya bisa naik turun, kemudian berapa luasnya, dan lain-lain itu diatur dalam Keputusan Menteri. Sehingga ini lebih fleksibel apabila kita menyesuaikan dengan beberapa ketentuan di sisi pertumbuhan perekonomian yang ada," lanjutnya.