Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Makin Banyak Warga Rusia dan Ukraina Tinggal di Bali, Harga Sewa Properti Ikut Terkerek

Lonjakan harga sewa properti di Bali antara lain dipicu oleh makin banyaknya warga asing seperti Rusia dan Ukraina yang memilih tinggal di Bali.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Makin Banyak Warga Rusia dan Ukraina Tinggal di Bali, Harga Sewa Properti Ikut Terkerek
handout
Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO Oxo Group Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga sewa properti di berbagai area di Bali terutama yang menjadi destinasi utama wisatawan, belakangan cenderung naik.

Lonjakan harga sewa properti tersebut antara lain dipicu oleh makin banyaknya warga negara asing seperti Rusia dan Ukraina yang memilih tinggal di Bali.

"Mereka datang ke Bali membawa uang tunai karena khawatir terdampak perang nilai mata uangnya turun. Mereka, baik warga Rusia dan Ukraina tenang tinggal tenang di Bali," kata Johannes Weissenbaeck, founder dan CEO Oxo Group Indonesia kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Oxo Group merupakan perusahaan pengembangan dan manajemen properti yang memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp700 miliar, terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar di Taman Nasional Komodo.

Dia mengatakan, selain warga Rusia dan Ukraina, warga Singapura dan Hongkong belakangan juga banyak yang berminat mukim di Bali turut mengerek harga sewa properti di sana.

Berdasarkan pengamatannya, saat awal pandemi covid-19, Bali juga jadi pilihan realistis untuk ditinggali. Sebelum bandara ditutup, banyak warga negara asing terbang memutuskan tinggal di Bali.

Berita Rekomendasi

"Saat pandemi cukup banyak juga orang di AS memilih tinggal di Bali, bahkan ada dari Silicon Valley tinggal sementara di Bali sambil bekerja WFH,' kata pria yang kerap disapa Jo ini.

Baca juga: Wilayah Ini Bisa Jadi Rekomendasi Warga Asing Beli Properti Hunian

Dia mengatakan, dibandingkan wilayah lain di mancanegara, harga sewa properti di Bali masih terbilang kompetitif.

"Kalau di Silicon Valley, 5.000 dollar AS hanya bisa dapat ruangan yang kecil, tapi kalau di Bali 7.000 dolar AS bisa dapat villa besar," kata dia>

Menurutnya, pandemi juga memunculkan celah pasar properti baru, yaitu pasar properti berkonsep boutique lifestyle.

Baca juga: Banyak Investor ‘Wait and See’, Bisnis Properti Pasca-Pemilu Diprediksi akan Melonjak

“Yang lebih mengagetkan adalah tren tersebut masih bertahan hingga saat ini, dan hal ini menjadi ‘bahan bakar’ untuk pasar properti berkonsep boutique lifestyle,” kata Johannes.

Tiga tahun lalu pada saat awal Covid-19, jumlah villa di kawasan Canggu hanya sekitar 3.200 unit, sementara saat ini sudah lebih dari 5.000 unit kamar villa yang siap disewakan.

“Hal yang unik, kami bisa menjual habis dua proyek pengembangan kami di kawasan Canggu selama pandemi,"ungkap Johannes menambahkan.

Pada akhir tahun 2014, Johannes pindah ke Bali dan mengembangkan properti pertama Oxo, yaitu villa mewah Chameleon yang mendapatkan penghargaan dan pengakuan internasional.

Sejak saat itu, Johannes terus mengembangkan Oxo menjadi salah satu perusahaan pengembangan dan pengelolaan properti butik terkemuka di Bali.

”Pasar global menjadi dasar pemikiran kami untuk menjalin kolaborasi strategis dengan ONE Global Capital serta Nuanu. Kami percaya, kolaborasi ini akan semakin mempercepat realisasi visi kami menuju pasar dunia,” kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas