Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mendagri: Kepala Daerah Jangan Hanyut Godaan Pengembang Ubah Sawah Jadi Lahan Komersial

Tito Karnavian memberi peringatan kepada para kepala daerah agar tidak mengubah peruntukan lahan sawah menjadi kawasan komersial.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mendagri: Kepala Daerah Jangan Hanyut Godaan Pengembang Ubah Sawah Jadi Lahan Komersial
Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Mendagri Tito Karnavian memberi peringatan kepada para kepala daerah agar tidak mengubah peruntukan lahan sawah menjadi kawasan komersial. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memberi peringatan kepada para kepala daerah agar tidak mengubah peruntukan lahan sawah menjadi kawasan komersial.

Ia memperingatkan kepada kepala daerah jangan sampai tergoda dengan para pengembang yang ingin mengubah sawah menjadi lahan komersial atau yang lain.




Peringatan ini Tito layangkan karena Indonesia tengah berupaya menggenjot produksi beras dalam negeri, serta mengingat RI juga akan memasuki musim kemarau.

"Lahan sawah yang sudah ada jangan sampai dikonversi ke penggunaan lainnya seperti untuk komersial, pemukiman, dan lain-lain. Ini akan membuat produksi kita menurun kalau sering dikonversi," katanya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 yang disiarkan akun Youtube Kemendagri RI, Senin (15/7/2024).

"Ini godaannya tinggi untuk rekan-rekan kepala daerah karena banyak pengembang industri yang mau melobi dan lain-lain," sambungnya.

Tito menjelaskan bahwa permasalahan harga beras sebenarnya sudah relatif terkendali pada awal tahun ini seiring dengan produksi yang membaik.

BERITA TERKAIT

Ia mengatakan, Indonesia telah melalui puncak masa panen pada Mei dan Juni lalu. Memasuki Juli hingga September, Tito menekankan agar mulai kembali waspada karena Indonesia diperkirakan akan masuk musim kemarau.

"Kita perlu waspadai bulan Juli, Agustus, September itu diperkirakan kekeringan sudah mulai. Puncaknya di bulan Agustus September menurut BMKG," ujarnya.

Baca juga: Akses Tol di Km 25 Tangerang-Merak Urai Kemacetan di Jalan Raya Serang dan Curug

Mantan Kapolri itu kemudian menjabarkan data yang menunjukkan harga beras mulai merangkak naik di beberapa daerah.

Pada pekan kedua Juli 2024, tercatat ada 113 kabupaten/kota yang harga berasnya mulai naik.

Tito menegaskan bahwa strategi besar Indonesia adalah swasembda beras dengan peningkatan produksi dalam negeri. Ini menjadi tugas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Importasi disebut menjadi ban serep atau cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

"Upaya bapak presiden maupun bapak presiden terpilih adalah bagaimana menggenjot produksi dalam negeri agar kita mampu memenuhi kebutuhan dari negeri, bahkan bila perlu kita mampu untuk mengekspor," pungkas Tito.

Baca juga: Diminati Milenial, Pengembang Garap Hunian Kompak di Kawasan Industri Cikarang

Menurut data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, per 12 Juli, rata-rata- nasional harga beras medium naik 0,69 persen dari 1 Juli menjadi Rp 14.600 per kg, sedangkan beras premium stagnan di Rp 16.300 per kg.

Sementara itu, data panel harga Badan Pangan Nasional mencatat, selama pekan kedua Juli (tanggal 8-15), harga beras premium naik 0,77 persen menjadi Rp 15.620 per kg dan harga beras medium naik 0,22 persen menjadi Rp 13.560 per kg.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas