Mutiara Ramadan: Makna Keadilan dan Kebaikan
Keadilan, keseimbangan, keharmonisan merupakan prinsip tiga serangkai yang menyangga kehidupan semesta ini.
Editor: Dewi Agustina
Mungkin teori ini menarik untuk melihat kekacauan yang terjadi di Timur Tengah yang mayoritas pemimpin maupun rakyatnya sama-sama beragama (Islam) namun saling berbaku hantam, baik sesama warga negaranya maupun dengan negara tetangganya.
Dalam Alquran terdapat tiga kata konseptual tentang keadilan ini, yaitu al-'adl, al-qisth, al-mizan.
Jagad semesta ini berjalan dan bertahan karena adanya prinsip keadilan dan keseimbangan.
Bangunan yang tegak kokoh menjulang tinggi juga dibangun berdasarkan prinsip keseimbangan.
Kita bisa berdiri dan berjalan juga karena tubuh kita seimbang, berlaku prinsip keadilan.
Kesehatan tubuh juga dirawat berdasarkan kaidah keadilan dan keseimbangan.
"Maka janganlah kamu rusak prinsip keseimbangan itu. La tukhsirul mizan" (Qur'an 55:9).
Jadi, timbangan dagangan di pasar yang tampaknya kecil, timbangan itu bekerja sebagai bagian dari timbangan kosmik yang berlaku di jagad semesta.
Keadilan, keseimbangan, keharmonisan merupakan prinsip tiga serangkai yang menyangga kehidupan semesta ini.
Lalu, apa beda antara keadilan dan kebaikan?
Kalau keadilan itu memberikan dan menjaga hak seseorang yang memang miliknya, sedangkan kebaikan (ihsan) itu mengeluarkan sesuatu dari yang kita miliki untuk orang lain secara tulus dan memberi manfaat bagi penerimanya.
Berbuat baik artinya mengeluarkan dan memberikan kebaikan dari diri kita untuk orang lain.
Jika keadilan dan kebaikan ini menjadi sifat seorang pemimpin lalu diwujudkan dalam kebijakan politiknya, pasti anak buah dan rakyat akan respek dan mencintainya.
Rakyat akan membela dan rela berkorban untuk pemimpinnya karena tahu dan yakin yang dilakukan adalah untuk kebaikan masyarakat luas, bukan untuk dirinya.
Dengan demikian prinsip keadilan dan kebaikan akan menjadi sumber kekuatan bagi tegaknya sebuah pemerintahan.