Mutiara Ramadan: Menangkap Pesan Nuzulul Quran
Alquran turun tidak dalam bentuk lembaran kertas penuh tulisan yang jatuh berhamburan di muka bumi, lalu dipungut oleh Rasulullah.
Editor: Dewi Agustina
Prof Dr Komaruddin Hidayat
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah
SETIAP Ramadan di berbagai masjid selalu diadakan peringatan nuzulul Quran, peristiwa turunnya Alquran.
Tentu Alquran turun ke bumi tidak seperti turunnya hujan dari langit karena langit itu sendiri pengertiannya banyak, mengingat bumi itu bulat dan hanya sebagian kecil saja dari miliaran planet mengapung di alam semesta.
Jadi, kalau dikatakan Alquran itu turun dari langit, langit manakah yang dimaksud, sulit dijawab secara ringkas.
Peristiwa nuzulul Quran mungkin mirip dengan isra mikraj, yaitu peristiwa rohani yang hanya dialami oleh pribadi Nabi Muhammad SAW, sementara para sahabat tidak ikut terlibat di dalamnya.
Para sahabat hanya mendengar ceritanya, lalu meyakini.
Ini berbeda dengan hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah yang merupakan peristiwa historis-empiris yang bisa disaksikan dan diikuti oleh para sahabat beliau.
Alquran turun pun tidak dalam bentuk lembaran kertas penuh tulisan yang jatuh berhamburan di muka bumi, lalu dipungut oleh Rasulullah.
Tidak juga malaikat Jibril menyerahkan bundelan kitab yang dapat diraba dan dipegang.
Tetapi Alquran turun pada bumi manusia, dengan lokus ataupun perantara Muhammad seorang diri.
Ini merupakan peristiwa rohani yang Muhammad sendiri sulit menjelaskan, bahkan pada awal mulanya ketakutan ketika makhluk spiritual bernama Jibril menemuinya di Gua Hira.
Kemudian, yang dituju oleh nuzulul Quran adalah bumi manusia, yaitu hati dan pikiran manusia, agar pesan dan petunjuk Alquran direnungkan, dipahami, dinalar, selanjutnya masuk menjadi keyakinan dan pada urutannya menggerakkan dan membuahkan perbuatan baik atau amal saleh.
Bahwa setiap Ramadan diadakan peringatan awal turunnya Alquran, itu sangat bagus agar umat Islam semakin akrab dan semakin mencintai Alquran.
Namun yang paling mendasar dari peringatan itu adalah apakah pesan dan semangat Alquran nuzul pada hati dan pikiran kita ataukah tidak?