Jadi Sajian Wajib Khas Idul Fitri, Ketupat Ternyata Memiliki Filosofi, Begini Asal-usulnya!
Ketupat rasanya sudah menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Namun tahukah Anda, bagaimana kisahnya ketupat bisa menjadi semacam hidangan wajib Lebaran?
Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Rabu (5/6/2019) umat Islam di Indonesia merayakan hari Idul Fitri 1440 Hijriah.
Sebagai hari yang istimewa, tentu segala sesuatunya juga bersifat istimewa, termasuk makanan yang disantap di Hari raya Idul Fitri.
Dalam perayaan Idul Fitri, sajian yang sering kita temui adalah ketupat.
Ketupat rasanya sudah menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Disajikan dengan opor ayam, sambal kentang, dan tak lupa krupuk udang. Nyam!
Namun tahukah Anda, bagaimana kisahnya ketupat bisa menjadi semacam hidangan wajib Lebaran?
Baca: Resep Ketupat Sayur, Nikmat Disantap Kala Lebaran Idul Fitri, Mudah!
Angelina Rianti dan koleganya pernah mencatat asal usul ketupat dan filosofinya terkait tradisi Lebaran Indonesia dalam Journal of Ethnic Foods (Science Direct, Maret 2018).
Menurut jurnal itu, ketupat dikenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15 hingga awal ke-16.
Siapa Sunan Kalijaga? Dia adalah teolog dan satu dari sembilan Walisongo yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Jawa.
Selama berdakwah di Demak, Sunan Kalijaga mengembangkan dua acara sesudah puasa Ramadhan, yaitu Bakda Lebaran serta Bakda Cilik atau Bakda Kupat.
Bakda Lebaran dirayakan pada hari pertama Idul Fitri dengan berdoa dan silaturahmi.
Bakda Kupat dirayakan sepekan berikutnya.
Acara "bakda" yang kedua ini sebenarnya berakar dari kebudayaan sebelumnya, tetapi diadaptasi oleh Sunan menjadi tradisi Islam di Jawa.
Baca: Tak Selalu Kotak, Ini 8 Cara Kreasikan Bentuk Ketupat di Hari Lebaran, Ada Bentuk Kucing sampai Kuda
Dalam acara Bakda Kupat, hampir semua orang membuat makanan olahan beras yang kemudian diberi nama kupat atau ketupat.
Mereka membuat anyaman segiempat wajik dari janur muda, mengisinya dengan beras, lalu mengukusnya dan mengeringkan.