Jadi Sajian Wajib Khas Idul Fitri, Ketupat Ternyata Memiliki Filosofi, Begini Asal-usulnya!
Ketupat rasanya sudah menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Namun tahukah Anda, bagaimana kisahnya ketupat bisa menjadi semacam hidangan wajib Lebaran?
Editor: Fitriana Andriyani
![Jadi Sajian Wajib Khas Idul Fitri, Ketupat Ternyata Memiliki Filosofi, Begini Asal-usulnya!](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ketupat_20180616_184726.jpg)
"Selain ngaku lepat, ketupat juga diartikan sebagai laku papat (empat keutamaan). Laku papat terdiri dari empat tindakan, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan," tulis jurnal tersebut.
Lebaran, yang berarti lebar, berarti pintu permintaan maaf telah terbuka lebar.
Ketika manusia mengampuni orang lain, mereka menerima banyak berkah. Kata lebaran juga merujuk pada kata lebar dalam bahasa Jawa yang bermakna, "sesudah selesai".
Bulan puasa telah berakhir dan itu dirayakan dengan makan ketupat.
Luberan berarti "berlimpah," yang memberikan pesan untuk membagikan aset mereka dengan orang yang malang melalui amal.
Baca: 8 Menu Makanan Spesial yang Cocok Dihidangkan saat Lebaran, Tak Hanya Opor Ayam dan Ketupat
Leburan berarti saling memaafkan.
Semua kesalahan dapat diampuni pada hari itu karena manusia dituntut untuk saling memaafkan.
Laburan diambil dari kata dalam bahasa Jawa Labur yang berarti manusia murni dan bebas dari dosa manusia.
Dalam hal ini, ketupat memberikan pesan untuk menjaga kejujuran diri.
Karena itu, setelah melakukan leburan (saling memaafkan), orang harus mencerminkan sikap dan tindakan yang baik.
"Berdasarkan wawancara dengan salah satu pakar budaya Jawa, nasi putih diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan. Pembungkus hijau kekuningan dianggap sebagai salah satu tolak penguatan atau menolak nasib buruk. Proses menggantung ketupat setelah dimasak di depan rumah dilambangkan sebagai salah satu bentuk atau tradisi mengusir roh jahat," imbuh penulis.
Karena itu, ketupat sering digantung di ambang pintu untuk mencegah roh jahat memasuki rumah.
Ketupat sering disiapkan dengan cara yang berbeda, dan salah satunya menggunakan santan sebagai media mendidih alih-alih air.
Santan adalah simbol permintaan maaf.