Anjuran Berbuka Puasa dengan yang Manis-manis, Apakah Sesuai dengan Ajaran Islam?
Apakah anjuran berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis itu benar sesuai ajaran Islam dan terdapat dalilnya?
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Tiara Shelavie
Maka dari itu, saat mengganti kurma dengan makanan dan minuman manis yang lain, kita perlu memperhatikan kesamaannya dengan kurma.
"Oleh karena itu, ketika mau mengganti kurma dengan makanan dan mimuman manis yang lain juga harus yang paling tidak mendekati sifatnya.
Jadi, misalnya (mengganti kurma dengan) buah-buahan yang selain mengandung kadar gula, juga mengandung serat yang bermanfaat untuk tubuh," terang Siti Choiriyah.
Siti Choiriyah juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang keliru dalam mengkonsumsi makanan manis saat berbuka puasa.
Ia menilai bahwa mengonsumsi kolak saat berbuka puasa, selain menyegarkan tubuh, juga dapat menimbulkan kantuk.
Timbulnya kantuk setelah berbuka puasa berdampak tak bisa melaksanakan ibadah salat tarawih.
Pada akhirnya, Siti Choiriyah menyimpulkan bahwa istilah "berbukalah sengan yang manis-manis" merupakan bahasa kias.
"Tetapi menurut saya, sebaiknya jika memang ada (konsumsilah) ruthab atau tamr, atau jika tidak ada air putih saja dulu karena kita gampang mendapatkannya."
"Baru kemudian dilajutkan dengan yang manis-manis selain kurma seperti buah. Misalnya kolak, ya dengan porsi yang wajar-wajar saja."
"Dan itu sebaiknya dilakukan sebelum salat (maghrib), jadi nanti buka dulu, baru kemudian baru dilanjutkan salat," pungkasnya.
Tonton videonya:
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)