Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Menengok Kota Santri di Ujung Harapan Bekasi, Warisan KH Noer Ali, Betul Putih Musuh Tentara Sekutu

Nama Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi akan melekat dengan julukan 'kota santri'.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Menengok Kota Santri di Ujung Harapan Bekasi, Warisan KH Noer Ali, Betul Putih Musuh Tentara Sekutu
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Masjid Jami Attaqwa di Komplek Pondok Pesantren Attaqwa Putra Jalan KH Noer Ali Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Nama Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi akan melekat dengan julukan 'kota santri'.

Julukan tersebut disematkan tidak lain karena keberadaan Pondok Pesantren Attaqwa, pusat studi islam yang didirikan ulama sekaligus pahlawan nasional KH Noer Ali.

Baca juga: Masjid Jami Attaqwa, Simbol Kota Santri Kampung Ujung Harapan Bekasi

Baca juga: Makassar Mendunia, Masjid 99 Kubah Muncul di Surat Kabar Jerman & Jadi Daya Tarik Perayaan Ramadan

Namun kota santri di kawasan Ujung Harapan bukan hanya sekedar keberadaan pondok pesantren.

Lebih dari itu, peletakan pondasi dasar dakwa islam seantero Ujung Harapan dan sekitarnya tertanam begitu dalam berkat sosok KH Noer Ali.

Masjid Jami Attaqwa di Komplek Pondok Pesantren Attaqwa Putra Jalan KH Noer Ali Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Masjid Jami Attaqwa di Komplek Pondok Pesantren Attaqwa Putra Jalan KH Noer Ali Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Sekretaris Jenderal Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ustaz Anis Abdul Quddus mengatakan, konsep dasar dari KH Noer Ali dalam berdakwah ialah keberadaan masjid.

KH Noer Ali sejak pulang menimba ilmu dari Mekah tahun 1940, dia langsung memulai dakwa di Kampung Ujung Malang yang kini diubah namanya menjadi Ujung Harapan.

Berita Rekomendasi

"Konsep dasarnya adalah masjid, jasi bapak Kiyai mendirikan masjid, di masjid segala pusat kegiatan santri dilakukan hingga terus berkembang," kata Anis.

Baca juga: Sambut Ramadan, Bella Hadid Bagikan Foto Masjid Al-Aqsa dan Lokasi Buka Puasa Gratis

Di samping kegigihannya ikut berjuang melawan kolonial, KH Noer Ali bersama santrinya turut berperan memajukan umat yang pada saat itu berada dalam keterbelakangan.

KH Noer Ali lanjut Anis, telah mewariskan sistem di Ujung Harapan untuk menjaga semangat dakwa tetap menyala.

"Al-Magfurlah (KH Noer Ali) membentuk sistem, di Ujung Harapan agar bisa merangkul, agar bisa menyentuh semua lapisan masyarakat," ucapnya.

Kegiatan santri Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ujung Harapan, Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi saat bulan suci Ramadan 1442 Hijriyah.
Kegiatan santri Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ujung Harapan, Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi saat bulan suci Ramadan 1442 Hijriyah. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Sitem itu diberinama Dewan Masjid Attaqwa (DMA), membawahi seluruh masjid dan musala yang ada di Kampung Ujung Harapan Bahagia.


"Makanya dibuatlah semacam pusat penyebaran agama, itu lewat masjid, di kampung ini ada namanya Dewan Masjid Attaqwa, pusatnya di Masjid Attaqwa," terangnya.

Identitas masjid atau musola kemudian melekat di seluruh lapisan masyarakat, masjid atau musala bagi warga Ujung Harapan bukan sekedar tempat salat.

Halaman
1234
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas