Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Teks Khutbah untuk Idul Fitri 1443 H: Merengkuh Taqwa Menjadi Muslim Wasathiyyah

Bagi Anda yang sedang mempersiapkan khutbah untuk Idul Fitri nanti, naskah dalam artikel ini dapat dijadikan contoh.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Teks Khutbah untuk Idul Fitri 1443 H: Merengkuh Taqwa Menjadi Muslim Wasathiyyah
Serambi Indonesia/M Anshar
Umat Islam melaksanakan Salat Iduladha 1441 Hijriah di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (31/7/2020). Serambi Indonesia/M Anshar 

Pertama, wasathiyah atau moderat berarti “baik atau menjadi yang terbaik.”

Allah Swt berfirman:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Ayat di atas sebagai perintah untuk membentuk sebuah perkumpulan yang terorganisir dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar. Bila perkumpulan tersebut dilandasi keimanan kepada Allah dan sukses menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, maka janji Allah akan memberinya status sebagai khair al-ummah (umat terbaik).

Dalam Sabda Nabi tersirat bahwa khair al-ummah berarti sekelompok manusia yang paling banyak menebar manfaat bagi manusia (khair al-nas anfa’uhum li al-nas).

Karenanya, ciri dari ummatan wasathan yang terdapat dalam QS. Al Baqarah ayat 143 adalah sekelompok muslim yang senantiasa memberikan pertolongan kepada orang lain, menyalurkan bantuan-bantuan kemanusiaan pada yang membutuhkan, dan senantiasa memberikan kebahagiaan dan kegembiraan kepada orang-orang di sekelilingnya.

Berita Rekomendasi

Kedua, wasathiyah atau moderat adalah “menebar nilai utama.”

Islam Wasathiyah senantiasa menebar nilai-nilai utama seperti kepantasan, kebaikan, kelaziman, dan lain sebagainya. Ini diilhami dari QS. Al-Adiyat ayat 5 tentang pasukan berkuda yang menembus ke tengah-tengah musuh.

Dari sana timbul pengertian bahwa Islam sebagai sebuah agama harus benar-benar dipahami sebagai penebar nilai-nilai utama di tengah-tengah kemaksiatan dan kedzaliman. Nilai utama tersebut telah memiliki konsepnya yang disebut dengan akhlak.

Akhlak adalah kecenderungan jiwa untuk bersikap dan bertindak. Ada yang sifatnya utama disebut dengan akhlakul karimah. Tergambar dari hadis Rasululllah Saw ketika ditanya tentang amalan yang paling banyak mengantarkan manusia masuk surga, beliau menjawab: “Taqwallahi wa husnul khuluq”, yakni bertakwa kepada Allah dan berakhlak yang mulia (HR. Tirmidzi). Akhlak terpuji yang paling dasar ialah jujur, amanah, bertanggungjawab, dan dapat diandalkan.

Ketiga, wasathiyah atau moderat berarti “adil dalam bersikap.”


Allah Swt berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ

Artinya: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil.”

Adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Orang yang adil adalah orang yang memiliki ilmu. Tidak mungkin seseorang yang tidak berilmu mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Karenanya, sebelum menjadi orang yang adil, harus menjadi orang yang berilmu.

Allah Swt berfirman:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Keempat, wasathiyah atau moderat bermakna “seimbang antara dunia dan akhirat.”

Islam wasathiyyah berarti mampu hidup secara seimbang antara dunia dan akhirat. Keberhasilan di akhirat dapat dicapai dengan ibadah dan amal kebaikan selama berada di dunia.

Tidak terlalu tenggelam dalam pesona materialisme duniawi tetapi juga tidak terlalu hanyut dalam arus spiritualisme akhirat. Singkatnya, ajaran Islam sangat menitikberatkan pada keseimbangan ruh dan jasad.

Allah Swt berfirman:

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”

Kelima, wasathiyah atau moderat berarti “proporsional dalam ibadah dan muamalah.”

Ciri khas yang paling melekat dari islam moderat adalah tidak berlakunya ifrath atau berlebih-lebihan dan tafrith atau meremeh-remehkan. Ummatan wasathan adalah mereka yang mampu menempatkan ajaran Islam secara proporsional.

Misalnya, dalam hal ibadah, segala hal mulai dari tuntunan, ukuran, waktu, volume, dan lain-lain harus disesuaikan dengan dalil Al Quran dan Al Sunah. Sementara itu, dalam kehidupan muamalah dan segala kegiatan sosial lainnya dibolehkan kecuali unsur-unsur yang telah tegas dilarang dalam agama.

Persoalan ibadah harus memiliki dimensi masa lalu yang kuat dan permasalahan muamalah harus beriorientasi ke masa depan yang cerah.

Jamaah Salat Idul Fitri rahimakumullah,

Itulah ciri-ciri dari Islam Wasathiyah yaitu menjadi yang terbaik, menebar nilai-nilai utama, adil dalam bersikap, seimbang antara dunia dan akhirat, dan proporsional dalam menjalankan ibadah dan mualamah.

Pada hari raya Idul Fitri ini, semoga kita senantiasa menjadi wakil Allah di muka bumi yang senantiasa menyebar rahmat dan menghalau mudarat. Akhirnya, mari berdo’a kepada Allah SWT agar seluruh amal ibadah kita diterima Allah, diampuni dosa dan kesalahan, serta selalu berada di jalan Allah yang lurus untuk meraih ridla dan karunia-Nya.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الاَحْيِاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَالْمُسلِمِين

وَجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ

اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا… وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel Lebaran 2022

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas