Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Jelang Magrib Cuaca Mendung, Ketinggian Hilal di Jakarta Masih 0,9 Derajat

Adapun syarat ketinggian hilal 3 derajat merupakan kesepakatan negara-negara di Asia Tenggara.

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Jelang Magrib Cuaca Mendung, Ketinggian Hilal di Jakarta Masih 0,9 Derajat
Tribunnews.com/Ashri Fadilla
Kementerian Agama Kantor Wilayah DKI Jakarta melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal Ramadan 1445 H atau Ramadan 2024 pada hari ini, Minggu (10/3/2024) pada pukul 18.07 WIB, di antaranya di kantor Kemenag Kanwil DKI Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama Kantor Wilayah DKI Jakarta melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal Ramadan 1445 H atau Ramadan 2024 pada hari ini, Minggu (10/3/2024) pada pukul 18.07 WIB di empat lokasi.

Keempat lokasi itu yakni Masjid Pondok Pesantren Basmol, Masjid Raya Ahsyim Asyari, Kepulauan Seribu, dan Gedung Kemenag Kanwil DKI Jakarta sendiri.

Di Gedung Kemenag Kanwil DKI Jakarta Sendiri hingga kini data penghitungan yang dimiliki Kanwil DKI Jakarta menunjukkan bahwa ketinggian hilal masih berada di bawah 3 derajat, yakni 0,9 derajat.

"Pada saat sore ini bertepatan dengan 29 Syaban 1445 Hijriah kita dapati data hilal pada sore hari ini atau anak bulan itu masih ada pada posisi yg sangat rendah untuk bisa diamati, yaitu ada di 0,9 derajat," ujar Syarif Hidayat, Tim Hisab Rukyatul Hilal Kemenag Kanwil DKI Jakarta saat ditemui di Gedung Kemenag Kanwil DKI Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Meski demikian, Syarif mengungkapkan bahwa posisi hilal pada hari ini berada di atas ufuk.

Adapun syarat ketinggian hilal 3 derajat merupakan kesepakatan negara-negara di Asia Tenggara.

Berita Rekomendasi

"Memang di atas ufuk, tetapi ini masih di bawah kriteria yg ditetapkan oleh Menteri Agama Indonesia, Malaysia, Brunei, dan s
Singapura. Ada mabim, istilahnya kesepakatan antarnegara negara asia tenggara ini menetapkan untuk penetapan awal Bulan Ramadhan dan Syawal itu minimun di angka 3 derajat," kata Syarif.

Baca juga: Ramadan Kali Ini, MUI dan Baznas Hadirkan 11 Pendakwah Palestina Ceramah di 10 Provinsi Indonesia

Berdasarkan pantauan di lokasi pada pukjl 17.50 WIB, kondisi cuaca saat ini memang mendung, di mana matahari pun tertutup oleh awan.

Syarif pun mengamini bahwa kondisi cuaca yang mendung menjadi salah satu kendala rukyatul hilal kali ini.

"Ya cuaca memang kita lihat di horizon barat mendung ya. Matahari pun tidak tampak karena saat ini sebenarnya belum terbenam matahari. Tapi terutup awan di ufuk barat sana. Sehingga memang ini salah satu kendala dalam rukyatulhilal adalah faktor cuaca yang memang tidak bisa kita kondisikan," ujarnya.

Dengan kendala cuaca ini, hilal pun diprediksi akan sulit terlihat dari pemantauan di Jakarta hari ini.

"Saya kira kita mengikuti kondisi dan memang juga secara teoritis, visibilitas hilal utk terlihat sangat kecil kemungkinan dengan ketinggian yang masih rendah tadi," kata Syarif.

Baca juga: Kemenag: Tahun Ini Tak Ada Jemaah Haji Indonesia yang Tempati Tenda di Mina Jadid

Dalam pemantauan hilal di Gedung Kemenag Kanwil DKI Jakarta kali ini, ada dua alat yang digunakan, yakni teodolit dan teropong binoculer.

Nantinya apapun hasil pemantauan, akan dilaporkan kepada Kementerian Agama sesegera mungkin untuk bahan Sidang Isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah.

Apapun hasil yang diperoleh dari rukyatul hilal ini, nantinya akan dilaporkan bersamaan dengan hasil hisab atau perhitungan yang sebelumnya sudah dilakukan.

"Ya tentu sekali lagi antara hisab dan rukyat ini dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Satu dengan lainnya saling melengkapi. Di mana sebelum kita melaksanakan hilal rukyat ini terlebih dahulu kita harus melakukan hisab perhitungan yang kemudian kita konfirmasi dengan pengamatan saat ini," kata Syarif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas