Menteri Agama Sebut Umat Muslim Tidak Masalah Jika Tidak Salat Tarawih
Yaqut Cholil Qoumas lantas mengaku dirinya juga kerap tidak melaksanakan salat Tarawih. Apalagi, kata dia, saat sedang dalam kondisi yang sibuk.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan umat muslim tidak masalah jika tidak menunaikan ibadah salat tarawih pada bulan Ramadan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agama untuk menanggapi salat Tarawih kilat yang digelar di Pondok Pesantren Al-Quraniyah, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat.
"Waduh ada tarawih kilat ini apa. Nggak tarawih aja boleh ya sebenarnya ya," kata Yaqut saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2024).
Yaqut Cholil Qoumas lantas mengaku dirinya juga kerap tidak melaksanakan salat Tarawih. Apalagi, kata dia, saat sedang dalam kondisi yang sibuk.
"Saya tuh kadang-kadang kalau lagi rada kerjaan banyak misal lagi banyak gitu ya atau mepet, tapi saya tarawih terus sih ya masalahnya itu," katanya.
Di sisi lain, Yaqut menyatakan pihaknya akan segera menanyakan ke kiai dan para ulama terkait aturan salat tarawih kilat.
"Kita tanya ke ini deh, ahli agama nanti ya. Tanya ke kiai ulama apa ini kalau ada tarawih kilat ini gimana rukun wajibnya tarawih itu apa kita nanti tanya ke tokoh agama dulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Pondok pesantren (Ponpes) Al-Quraniyah di Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat masih melestarikan tradisi tarawih kilat.
Tarawih kilat di sana sebanyak 23 rakaat hanya belangsung 6 sampai 7 menit. Pelaksanaan Tarawih superkilat ini rupanya mampu menyedot animo masyarakat untuk ibadah.
Baca juga: Menteri Agama: Suara Toa Masjid Terlalu Keras Bisa Ganggu Muslim dan Non-Muslim saat Ramadan
Baca juga: Dihalang-halangi Israel, Jamaah Salat Isya dan Tarawih di Al Aqsa Membludak, Ribuan Padati Al Aqsa
Pantauan Tribun Cirebon, Tarawih kilat ini memang berlangsung cepat. Rukuk, i'tidal, bahkan sujud hanya memerlukan waktu 1 detik saja.
KH Azun Mauzun menjelaskan, digelarnya kembalinya Tarawih super kilat ini di Ramadan 1445 H tahun ini karena memang sudah menjadi tradisi ponpes yang dipimpinnya tersebut.
Tradisi itu sudah ada sejak tahun 2006, dengan tujuan mengajak kawula muda memperbanyak ibadah di bulan suci Ramadan.
Selain itu, digelarnya salat Tarawih kilat tahun ini sekaligus merupakan permintaan dari masyarakat.