Apa Itu Wujudul Hilal? Metode Penentuan Awal Bulan Hijriyah yang Digunakan oleh Muhammadiyah
Berikut inilah penjelasan mengenai apa itu Wujudul Hilal, metode penentuan awal Bulan Hijriyah.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
a. Ketinggian hilal kurang dari 0 derajat
Dipastikan hilal tidak dapat dilihat sehingga malam itu belum masuk bulan baru. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini.
b. Ketinggian hilal lebih dari 2 derajat
Kemungkinan besar hilal dapat dilihat pada ketinggian ini. Pelaksanaan rukyat kemungkinan besar akan mengkonfirmasi terlihatnya hilal. Sehingga awal bulan baru telah masuk malam itu. Metode Rukyat dan Hisab dalam kondisi ini sepakat.
c. Ketinggian hilal antara 0 sampai 2 derajat
Kemungkinan besar hilal tidak dapat dilihat secara Rukyat. Tetapi secara metode hisab hilal sudah di atas cakrawala/ufuq. Jika ternyata hilal berhasil dilihat ketika rukyat, maka awal bulan telah masuk malam itu. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini. Tetapi jika rukyat tidak berhasil melihat hilal maka metode rukyat menggenapkan bulan menjadi 30 hari sehingga malam itu belum masuk awal bulan baru. Dalam kondisi ini Rukyat dan Hisab mengambil kesimpulan yang berbeda.
Meski demikian ada juga yang berfikir bahwa pada ketinggian kurang dari 2 derajat hilal tidak mungkin dapat dilihat.
Sehingga dipastikan ada perbedaan penetapan awal bulan pada kondisi ini.
Hal ini terjadi pada penetapan 1 Syawal 1432 H/2011 M.
4. Rukyat Global
Rukyat Global adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) hijriyah yang menganut prinsip bahwa 'jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk seluruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah memasuki bulan Hijriyah yang baru) meski yang lain mungkin belum melihatnya'.
Sebagai akibat dari perbedaan metode penentuan kriteria inilah yang seringkali menyebabkan perbedaan penentuan awal bulan.
Hal ini berakibat pula adanya perbedaan hari melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri.
(Tribunnews.com/Latifah)