Sore ini 77 Jenazah Dimakamkan Massal
Satu per satu jenazah korban sapuan awan panas muntahan Gunung Merapi mulai diangkut dari ruang Instalasi Kedokteran Forensik RS dr Sardjito
Penulis: Willem Jonata
Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA -- Satu per satu jenazah korban sapuan awan panas muntahan Gunung Merapi mulai diangkut dari ruang Instalasi Kedokteran Forensik RS DR. Sardjito ke mobil ambulan. Rencananya, jenazah itu akan dimakamkan secara masal di TPU Seyegan, Godean, Minggu, (07/11/2010), sekitar pukul 15.30 WIB.
Peristiwa tersebut kini menjadi sorotan media masaa. Banyak wartawan yang berada di sekitar ruang IFK untuk mengabadikannya kemudian disiarkan kepada khalayak. Warga yang menjenguk keluarganya di rumah sakit tersebut juga berkerumun untuk menyaksikannya.
Sekitar pukul 13.50 WIB, pihak rumah sakit yang diwakili oleh Direktur Utama Prof. Budi Mulyono didampingi Kepala tim DVI AKBP Agustinus, dan doter forensik Lipur telah menyerahkan secara resmi kepada pemerintah daerah Kabupaten Sleman.
Dalam penyerahan tersebut dijelaskan ada 88 korban tewas akibat sapuan awan panas Merapi. Dengan rincian, 43 teridentifikasi, sementara, yang dimakamkan masal ada 77 jenazah.
Namun, tidak semua keluarga korban dapat menerima rencana pemakaman masal tersebut. Ratna Tri Utami, (22), misalnya. Dia menolak kalau keluarganya di makamkan secara masal bersama korban tewas lainnya.
"Dia nggak setuju keluarganya dimakamkan secara masal. Dia maunya kesebelas keluarganya itu dimakamkan bersama, tetapi tidak dengan korban tewas lainnya," ujar seorang wanita, Minggu, (07/11/2010), yang mengaku saudara angkat Ratna, tetapi tidak mau disebutkan namanya, saat ditemui di ruang Instalasi Kedokteran Forensik (IFK), RS DR. Sardjito, Yogyakarta. (*)