Ibu Hamil Ini Lolos dari Wedhus Gembel
Lamiyem (32) ibu hamil lima bulan asal Desa Bronggang, Kecamatan Cangkringan, Sleman, lolos dari sergapan awan panas saat letusan Jumat
Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM, YOGJA – Lamiyem (32) ibu hamil lima bulan asal Desa Bronggang, Kecamatan Cangkringan, Sleman, lolos dari sergapan awan panas saat letusan Jumat (5/11/2010) dini hari lalu. Kini, perempuan itu dirawat di ICU RSUP dr Sardjito dengan luka bakar sekitar 60 persen.
Saat letusan dahsyat yang abunya dilaporkan mencapai Bogor itu, Lasiyem sedang terlelap. Demikian juga dengan anak balitanya serta suaminya yang tewas saat kejadian berlangusng.
Menurut Joko Baryono, adik kandung Lamiyem, pada Kamis (4/11/2010) sebelum letusan, dia berusaha mengajak Lasiyem dan keluarganya untuk segera mengungsi. Namun sayang, kondisi panik, membuatnya dia mengurungkan niatnya.
“Saya berusaha nelepon tapi tidak diangkat. Sepertinya Mbak Lamiyem tertidur pulas. Kami awalnya mau jemput, tapi karena panik, jadi lupa," kata Joko, Senin (8/11) yang ditemui Tribun saat menunggui korban di RSUP dr Sardjito.
Joko baru teringat Lamiyem dan keluarganya, begitu tiba di tempat pengungsian Maguwoharjo. Karena itu, dia kemudian mencari ke RSU dr Sardjito. “Saya temukan di sini (di ICU, red). Sedangkan suami dan anaknya masuk daftar yang meninggal,” katanya.
Berdasaarkan informasi, lanjut Joko, kakaknya itu berhasil selamat dari sergapan awan panas karena saat terbangun dari tidur dan langsung berlindung di kolong tempat tidur. Sedangkan anak dan suaminya sudah meninggal di atas tempat tidur. ”Mbak Lamiyem ditemukan di kolong,” tambahnya.
Kini, Lamiyem hanya bisa menangis di atas ranjang ICU. Selain merasakan sakit, dia juga tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Sebab, selain awan panas membuat kaki dan badannya melepuh, lidahnya juga terbakar. ”Mbak tidak bisa bicara. Lidahnya kena awan panas,” tambah Joko.
Selain meratapi kepergian suami dan anaknya, dia juga khawatir dengan kondisi bayi yang sedang dikandungnya. Maklum, informasi yang diterima keluarga, janin itu sudah tidak lagi bergerak. ”Dia selalu menangis. Soal bayi (janin, red) belum tahu, masih hidup apa tidak,” tambah Joko.