Bekas Tahanan Pembunuh Putri Isi Ceramah Tarawih di Masjid
Di rumahnya yang sangat sederhana itu Nurdin Harahap, satu di antara tujuh sekuriti Perumahan Anggrek Mas 3, Batam, Kepulauan Riau
Editor: Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnewsbatam.com
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Di rumahnya yang sangat sederhana itu Nurdin Harahap, satu di antara tujuh sekuriti Perumahan Anggrek Mas 3, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) yang ditangguhkan penahanannya, bersama istrinya Asrida menunggu tanda buka puasa dengan duduk lesehan di lantai.
Wajah Nurdin tampak masih lebam-lebam bekas penganiayaan yang diterimanya selama ditahan penyidik Polda Kepri.
Namun di balik wajahnya itu, kini terpancar sebuah kebahagiaan karena Nurdin bisa menjalankan ibadah puasa bersama istrinya tercinta.
Pada puasa pertama, Senin (1/8/2011), meski dengan menu seadanya ditemani buah kurma dan segelas air putih, Nurdin dan Asrida mengaku sangat bersyukur karena bisa diberi kesempatan bersama lagi.
Hanya saja, di sela-sela menyantap nasi bersama kacang panjang yang direbus dan lauk ikan masak gulai itu, mata Nurdin tampak sesekali berkaca-kaca.
Sambil menuturkan kisah pahitnya selama di tahanan, ia pun mengaku masih ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya.
Nurdin masih belum sepenuhnya lega karena dua anaknya yang diantar ke kampung masih menjadi beban pikirannya.
Mata Nurdin makin berkaca-kaca saat menceritakan perihal anaknya yang kini jauh dari dekapannya.
Kebahagiaannya pun serasa kurang sempurna karena ketidakhadiran anak-anaknya yang ikut berbuka puasa bersama kali ini.
"Tidak seperti buka puasa tahun lalu, setiap berbuka puasa ruangan ini terasa ramai oleh suara anak-anak. Walaupun kami selalu hanya makan seadanya, tapi mereka bahagia," ucap Nurdin kepada Tribun yang menemuinya.
Anak-anak Nurdin memang dipulangkan ke kampung halamannya di Sumatera Utara karena selama dirinya ditahan, sang istri tidak mampu lagi membiayainya.
Ia mengaku uangnya sudah habis, sedangkan kebutuhan untuk anak-anaknya juga mendesak. Untuk ongkos mengantar anaknya ke kampung, istri Nurdin terpaksa menjual rumahnya yang ukurannya kecil bersama ayam-ayam yang selama ini dipelihara.
"Tapi kalau ada umur panjang dan rezeki saya akan menjemput anak saya lagi karena saya tak mau jauh dari mereka," tutur Nurdin masih dengan mata yang berkaca-kaca.