Veteran Miris Melihat Generasi Muda Maknai Kemerdekaan
Veteran yang pada zamannya memperebutkan kemerdekaan dari tangan Jepang di Solok, Sumatera Barat ini miris melihat generasi muda
Editor: Harismanto
Laporan Wartawan Tribun Medan, Maulina Siregar
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Usianya kini 85 tahun, meskipun tubuhnya tua renta, penglihatan, pendengaran dan memori Banil sebagai pelaku dan saksi perjuangan kemerdekaan masih jelas.
Veteran yang pada zamannya memperebutkan kemerdekaan dari tangan Jepang di Solok, Sumatera Barat ini miris melihat generasi muda yang menurutnya menipis rasa cinta tanah airnya. "Banyak yang upacara saja malas. Tak menghayati dan menghargai Sang Merah Putih. Padahal banyak pengorbanan untuk mendapatkan kemerdekaan,"kata Banil saat ditemui di Kantor Camat Medan Amplas, Rabu (17/8/2011).
Ia mengatakan, pada zamannya, setiap pemuda bangga ikut berjuang melawan penjajah. Tanpa pamrih, tidak menuntut hadiah atau penghargaan. Melewati pegunungan, lembah dan sungai untuk menyusun taktik dan strategi melawan persenjataan Jepang yang lengkap.
"Kami merampok senjata mereka dibantu rakyat sekitar. Kebersamaan dan kepedulian masyarakat dulu tinggi," katanya.
Kini, di hari tuanya, Banil tinggal bersama putri bungsunya di Jalan Titi Kuning. Baginya, pengalaman tak terlupakan adalah menyaksikan teman-teman seperjuangannya yang meninggal di medan perang. "Mereka semua itulah pahlawan tanpa tanda jasa," ujar Banil. (*)