Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenazah Bripda Eko Disambut Haru

Jenazah Bripda Eko Afriansyah (25), yang tewas saat ditembaki orang tak dikenal di Papua Sabtu (3/12/2011)

Editor: Prawira
zoom-in Jenazah Bripda Eko Disambut Haru
SRIWIJAYA POST
Anggota Brimob Polda Sumsel mengusung jenazah almarhum Briptu Eko Apriansyah di Bandara Internasional SMB II Palembang, Minggu (4/12/2011) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUASIN - Jenazah Bripda Eko Afriansyah (25), yang tewas saat ditembaki orang tak dikenal di Papua Sabtu (3/12/2011), disambut haru ratusan warga Sukamoro maupun anggota kepolisian Minggu (4/12/2011) malam.

Rumah duka yang beralamat di Jl Palembang-Betung No 71 RT 12 RW 02 Kelurahan Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, dipenuhi ratusan orang yang ingin menyaksikan sosok jenazah yang bisa dianggap sebagai seorang pahlawan negara ini.

Begitu jenazah tiba, Khodijah (50), ibu kandung korban, langsung mencurahkan kekecewaanya kepada Kapolres Banyuasin, AKBP Zainudin. Ia merasa kecewa karena tidak diperbolehkan melihat almarhum saat masih dirawat di RS Jakarta.

"Cobalah saya diizinkan melihat wajah anak saya sewaktu dirawat kemarin. Padahal ini menyangkut masalah hidup mati anak saya," ujar Khodijah, yang terus memarahi Kapolres Banyuasin di samping jenazah anak sulungnya.

Saking emosinya, Irwansyah (24), merasa harus menenangkan sang ibu. Putra kedua Khodijah ini tidak ingin ibunya semakinlarut dalam kesedihan. Bukan hanya pihak keluarga, kedatangan jenazah Eko juga disambut tangisan dari para teman-teman dan tetangganya.

"Sejak ayah meninggal dunia, kakak yang menjadi kepala keluarga. Ia bahkan rela melupakan kebahagiaan dirinya sendiri demi membahagiakan keluarga. Saya bisa menjadi seperti ini juga tidak terlepas dari bantuan kakak," ujar adik kandung almarhum, Bripda Irwansyah (24).

Bantuan yang diberikan pria lulusan Akademi Keperawatan Muba ini, jelas sang adik, berupa bantuan moril dan materil.

Berita Rekomendasi

"Kami mengalami masa sulit saat bapak meninggal dunia di tahun 2008. Sejak itu, kakak yang sudah diangkat menjadi anggota Brimob merasa bertanggung jawab menghidupi saya, ibu, serta kedua adik saya yang masih sekolah. Saya bisa menjadi polisi juga karena dana dari kakak. Padahal kakak masih muda. Namun sudah menanggung beban yang cukup berat," ujar Irwansyah, yang tercatat sebagai anggota Polda Sumsel.

Demi keluarga yang ia cintai, selama hidup, Eko sangat jarang berfoya-foya. "Kalau sedang berada di rumah, ia jarang pergi keluar untuk jalan-jalan. Seluruh waktu istirahatnya rata-rata ia habiskan untuk berkumpul bersama kami di rumah," lanjut Irwan.

Irwan dan keluarga terakhir kali bertemu putra sulung dari empat bersaudara buah hati dari alm Aipda Isron (52) dan Khodijah (50) ini pada 25 November silam. Sebelum pamit, Eko sempat berjanji akan pulang kerumah pada bulan Januari 2012.

"Janji tersebut pernah juga ia ucapkan ketika ia sudah berada di Papua. Bahkan, lewat telepon, ia bilang pada saya kalau ia ingin pulang ke rumah dengan nada yang sedikit sedih. Saat itu saya mulai merasa kepikiran terus sama dia. Namun, saya sedikit tenang saat ia menghubungi saya Jumat (2/11) kemarin. Rupanya, itu obrolan terakhir antara saya dan kakak," kenang Irwan. (Ardiansyah/Retno Wirawijaya/Refly Permana/Iswahyudi)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas