Hasil Uji Emisi Mandiri Mobil Esemka Belum Memuaskan
Uji emisi mandiri mobil Esemka yang dikonversi ke dalam satuan gram per kilometer, telah keluar.
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Uji emisi mandiri mobil Esemka yang dikonversi ke dalam satuan gram per kilometer, telah keluar.
Hasilnya, emisi gas buang Esemka nyaris memenuhi ambang batas yang ditentukan pemerintah. Untuk semakin menimalisasi emisi gas buang, tim teknisi akan mengganti Electronic Control Unit (ECU).
Pada kendaraan, ECU bertugas mengatur pasokan bahan bakar dan udara, pengapian, dan lain-lain. Saat ini, ECU yang digunakan Esemka adalah jenis yang tak bisa diubah-ubah setelannya. Sehingga, banyaknya perbandingan antara udara dan bahan bakar yang masuk tak bisa disetel.
“Akan diganti yang lebih canggih, yakni ECU programmable. Kemungkinan akan didatangkan dari Jerman,” kata Direktur dan Pengembangan Solo Tech Park (STP) Gampang Sarwono, Sabtu (31/3/2012).
Selain Jerman, ECU programmable juga diproduksi oleh Italia. Menurut Gampang, ECU dari Jerman dianggap paling memiliki kualitas bagus dan paling banyak digunakan. Namun, konsekuensinya harga ECU programmable tersebut cukup mahal.
“ECU programmable yang telah diprogram dapat mengatur jumlah bahan bakar yang harus dimasukkan ke dalam setiap silinder. Jadi, bisa menekan besarnya emisi,” jelasnya.
Selain ECU, bagian lain yang akan diganti adalah catalytic conventer. Pada kendaraan, komponen ini berfungsi mengurangi kadar emisi gas buang berbahaya yang dikeluarkan.
Perangkat ini mampu mengubah zat hasil pembakaran bahan bakar seperti hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan NOx menjadi zat yang lebih ramah lingkungan.
“Catalytic yang dipasang saat ini kurang bisa menyatu dengan mesin. Maka akan diganti yang pas,” tutur Gampang.
Itu diketahui saat uji emisi mandiri di sebuah bengkel warga di Sukoharjo pekan lalu. Saat uji emisi itu, catalytic baru bekerja ketika kecepatan mobil semakin ditambah.
Padahal, idealnya catalytic harus sudah bekerja sejak awal, sehingga kadar HC dan CO gas buang bisa kecil.
“Catalityc yang dipakai saat ini baru bekerja di atas kecepatan 120 kilometer per jam. Jelas kurang maksimal,” ujar Gampang.
Setelah hasil uji mandiri dikonversi, diketahui saat dipacu pada kecepatan 60 km/jam, kadar CO Esemka adalah 0,003 gram/km, dan kadar HC-nya 0,21 gram/km.
Pada kecepatan 100 km/jam, CO-nya 1,68 gram/km dan HC-nya 0,46 gram/km. Pada kecepatan 120 km/jam, CO-nya 0,05 dan HC-nya 0,23 HC. Sesuai standar pemerintah, ambang batas bagi kendaraan tipe baru adalah CO 5 gram/km dan HC + NOX 0,70 gram/km.
“Masih akan kami konversi lagi pakai rumus yang lain sebagai pembanding,” tukas Gampang.
Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menambahkan, Esemka akan kembali melakukan uji emisi mandiri di tempat yang sama, agar benar-benar mematangkan Esemka sebelum melakoni uji emisi kedua di Jakarta.
“Nanti kami uji emisi mandiri lagi setelah penggantian sejumlah komponen selesai. Kalau benar-benar siap, akan langsung kita bawa ke Jakarta lagi untuk diuji,” kata pria yang akrab disapa Rudy. (*)