Irwandi Yusuf: Saya Terima Kekalahan Kalau Fair
Menurut Irwandi, pelaksanaan Pilkada Aceh kali ini dipenuhi dengan intimidasi.
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Calon gubernur Aceh dari jalur independen, Irwandi Yusuf, menyatakan siap menerima kekalahan, bila pilkada berlangsung rahasia dan fair.
"Tapi, kalau kalah karena dicurangi, kami akan menempuh jalur hukum," kata Irwandi menanggapi hasil quick count yang menempatkan pasangan Zaini Abdullah/Muzakir Manaf sebagai pemenang dengan perolehan suara di atas 50 persen.
"Quick count mengambil sampel di 300 tempat pemungutan suara (TPS), dari total 11 ribuan TPS. Hasil quick count bersifat sementara saja. Hasil yang sebenarnya baru kita peroleh empat hari ke depan, setelah KIP Aceh mengalkulasi suara," kata Irwandi kepada Serambi, Senin (9/4/2012) malam.
Menurut Irwandi, pelaksanaan Pilkada Aceh kali ini dipenuhi dengan intimidasi. Tim Seuramoe Irwandi/Muhyan, paparnya, sedang mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran pilkada yang dilakukan oleh pasangan nomor 5.
"Jika ditemukan bukti-bukti valid, tim kami akan menggugat hasil Pilkada Aceh tahun ini ke Mahkamah Konstitusi (MK)," tegas Irwandi.
Irwandi mengungkapkan dugaan pelanggaran yang terjadi di beberapa kabupaten, seperti di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, dan Aceh Timur.
Masyarakat yang tinggal di pedalaman, menurutnya sangat ketakutan, karena sejak memasuki masa kampanye, satgas-satgas Partai Aceh (PA) mendatangi rumah-rumah warga dan memaksa mereka agar memilih pasangan nomor 5, dengan ancaman jika nomor 5 kalah, maka Aceh akan dilanda perang lagi.
Intimidasi, kata Irwandi mencapai puncaknya pada malam sebelum hari "H" pencoblosan. Saat itu, tutur Irwandi, warga didatangi lagi dengan ancaman kekerasan terhadap keluarganya jika tidak memilih pasangan nomor 5.
"Ancaman yang lebih dahsyat dialami oleh para saksi pasangan nomor 2. Para saksi diintimidasi agar tidak datang ke TPS, surat mandat saksi banyak sekali yang dirampas, bahkan ada saksi kami yang diculik yang sampai dengan saat ini belum dilepas," ungkapnya.
Irwandi menyatakan, saat pencoblosan di daerah pedalaman, agitator-agigator PA bahkan melongok ke dalam bilik suara saat warga mencoblos, untuk memastikan apakah warga mencoblos nomor 5.
PA, beber Irwandi, membuat rakyat takut dan dengan terpaksa memilih mereka. Sebagai bukti, PA berhasil menjalankan misi mereka di kabupaten-kabupaten di mana KPA dominan dan terasa kehadirannya, di situlah pasangan yang diusung PA menang telak.
"Tapi, di kabupaten-kabupaten dan di kota-kota di mana kehadiran KPA tidak dominan, seperti di semua kota dan semua kabupaten di tengah-tenggara, dan semua kabupaten di barat dan selatan Aceh, pasangan nomor 5 kalah telak," cetus Irwandi. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.