Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Tersangka Akui Perannya dalam Aksi Penembakan

Tiga tersangka penembakan dan teror yang terjadi di Kota Jayapura Papua, masing-masing Jefry Wandikwo, Zakius Saplay dan Calvin Wenda mengakui

Penulis: Chanry Suripatty
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tiga Tersangka Akui Perannya dalam Aksi Penembakan
Chanry Andrew Suripatty
Calvin Wenda Salah satu tersangka pelaku penembakan Turis Jerman Pieter Dietmar Helmut, saat melakukan rekonstruksi penembakan di pantai BASE G Jayapura Kamis 21/06.Pieter Dietmar Helmut (55) ditembak oleh orang tidak dikenal dikawasan pantai BASE G Jayapura, saat sedang santai bersama isterinya Medina Pachon pada 29 Mei 2012 lalu. 

Laporan Kontributor Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Tiga tersangka penembakan dan teror yang terjadi di Kota Jayapura Papua, masing-masing Jefry Wandikwo, Zakius Saplay dan Calvin Wenda mengakui terlibat dalam serangkaian aksi penembakan dan teror di Kota Jayapura beberapa waktu terakhir.

Pengakuan ini disampaikan ketiganya saat dilakukan analisa dan penyidikan oleh pihak Kepolisian Polresta Jayapura, Polda Papua dan Mabes Polri.

Menurut Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare kepada wartawan di Jayapura, Senin (25/6/2012), para pelaku yang pertama ditangkap adalah Calvin Wenda dan diduga terlibat penembakan warga Jerman. Beberapa hari kemudian Jefry Wandikwo. Sedangkan Zakius Saplay ditangkap Sabtu (23/6/2012). Mereka diciduk di sejumlah tempat masih dalam wilayah hukum Polresta Jayapura.

Jefri dan Zakius terlibat pembunuhan sopir rental sekaligus pembakaran mobil Avanza bersama Mako Tabuni. Dari keterangan Zakius Saplay dalam kasus pembakaran mobil Avanza di Pekuburan Waena pada tanggal 22 Mei 2012, bermula ketika Jefry Wandikwo menghubungi Syaiful Bahri (sopir rental) untuk meminjam mobil.

Selanjutnya Syaiful Bahri berangkat ke Perumnas III untuk menjemput Jefry Wandikwo. Kemudian mereka berdua menjemput Andi Muk di Expo Waena dan bertiga menuju Bandara Sentani untuk menjemput Slamet Kosay.

Dari sana, keempat orang itu berangkat menuju belakang Kantor Bupati Jayapura Sentani (Gunung Merah). Setibanya di Gunung Merah, keempat orang itu bertemu dengan Mako Tabuni dan Dani Wenda. Sepuluh menit, setelah bertemu, Mako Tabuni bergerak ke belakang mobil, lalu kembali dan langsung menembak sopir rental Syaiful Basri dari arah belakang. Setelah dipastikan tewas, jasad korban dimasukkan ke dalam mobil bagian belakang. Kemudian Dani Wenda dan Mako Tabuni naik motor berboncengan menuju TKP pembakaran (Pekuburan Waena).

Berita Rekomendasi

Sedangkan Zakius Saplay bersama Jefry Wandikwo dan Andi Muk membawa mobil berisi jasad korban ke TKP pembakaran (pekuburan Waena).
 Sedangkan Slamet Kosay melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor. Sampai di TKP (pekuburan Waena) Zakius Saplay, Jefry Wandikwo dan Andi Muk langsung turun dari mobil dan melarikan diri.

Sementara Dani Wenda dan Mako Tabuni yang juga tiba di TKP (pekuburan Waena) langsung membakar mobil tersebut selanjutnya melarikan diri.
 Untuk kasus penembakan warga Jerman, tersangkanya Calvin Wenda, Mako Tabuni dan Dani Wenda.

"Dugaan sesuai keterangan Calvin Wenda, eksekutor penembakan warga Jerman adalah Mako Tabuni, sementara Calvin bertugas membawa mobil dan Dani Wenda menemani di dalam mobil," ungkap Kapolresta.

Adapun inisial 3 orang DPO yang kini masih dalam pengejaran pihak Kepolisian masing-masing, DW, SK dan AM. Untuk tersangka DW diduga terlibat dalam pembakaran mobil serta penembakan warga Jerman.

Menurut Kapolresta, dari hasil uji balistik terhadap proyektil yang ditemukan dari serangkaian aksi penembakan misterius, ada kesamaan dengan proyektil yang dikeluarkan senjata pistol merek Taurus yang disita dari tas milik Mako Tabuni saat dia tertembak.


"Proyektil yang ditemukan sama dengan proyektil yang dikeluarkan senjata miliknya Mako Tabuni," ucapnya.

Senjata Rovolver merek Taurus itu, kata Kapolresta adalah milik anggota Polri yang hilang tahun 2010. "Itu senjata milik anggota Polres Keerom yang hilang dicuri dua tahun lalu," tandasnya.

Kapolresta berharap ketiga DPO segera tertangkap, agar keresahan warga mereda. "Kami terus berupaya menangkap mereka secepatnya, dan diperkaran masih berada di wilayah Jayapura," tandasnya.

Berita Terkait: Papua Memanas
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas