Tak Kunjung Sembuh Dirongrong Tumor, Tolonglah Bocah Ini
Haidar, penderita tumor langka ini terus kesakitan mengenaskan karena rongrongan tumor langka. Butuh uluran tangan. Anda mau membantu?
Penulis: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews, Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN
"Umi (ibu), tolong peluk Haidar. Elus-elus kakiku, sakit sekali rasanya. Sakiit....! " Kalimat bernada mengeluh itu terus terucap berulang-ulang setiap 15 menit dari bibir mungil bocah malang bernama Sayyaf Haidar Albahy.
Bocah berusia 2,8 tahun itu tergolek lemah di pangkuan sang ibu karena ia memang sudah tak bisa berdiri, apalagi berjalan. Dokter memvonisnya menderita suatu jenis tumor langka yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Nama penyakitnya adalah Histiositosis Sel Langerhans (HSL) atau dalam istilah medis asing disebut Langerhans Cell Histiocytosis (LCH).
"Berobat kemana-kama cuma dikasih obat pereda nyeri saja. Cuma mengurangi sakitnya, tapi sakitnya malah tambah ganas," tutur Syafrizal, 39, sang ayah, ketika ditemui Tribunnews di kediaman, di Perum Taman Fasco Blok C 7 No 3 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Akibat rongrongan penyakit tersebut, tubuh bocah tak berdosa ini seolah tinggal kulit pembungkus tulang. Sebelum sakit, anak bungsu dari dua bersaudara yang dipanggil Haidar ini berat tubuhnya 15 Kg. Tapi kini bobotnya tinggal separuhnya.
"Badannya sering mendadak panas," tutur sang ayah. Sialnya, Haidar susah makan dan rewel terus. "Saya trenyuh, sepertinya dia merasakan sakit luar biasa," sambung sang ayah. Yang membuat iba, tempurung kepala Haidar sebelah kiri atas bengkak.
Pembengkakan ini mendesak bola matanya keluar kelopak sehingga terlihat menonjol. Karena terus menonjol, mata sebelah kiri itu tak bisa berkedip atau menutup. Akibatnya, anak pasangan yang aktif di berbagai forum pengajian ini sering merasakan perih pada matanya tersebut.
Untuk menghalau perih, akhirnya mata kirinya itu diperban atau minimal diplester agar bisa menutup.
Kedua Orangtua Ikut Jatuh Sakit
Dari hari ke hari, postur badan Haidar terus menyusut. Kedua orangtua sudah kelelahan bolak-balik ke sejumlah rumah sakit ternama, mulai dari Rumah Sakit International Bintaro, Rumah Sakit Bunda Dalima di Bumi Serpong Damai (BSD), Rumah Sakit Mata Aini, hingga ke Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta, tapi belum membuahkan hasil menggembirakan.
Ini belum termasuk ke dokter-dokter spesialis anak. Kedua orangtua sampai bingung dengan diagnosa para dokter antarrumah sakit yang berbeda-beda.
Ada yang menyebut radang tulang, ada yang juga tumor. Bahkan di awal-awal sakit, seorang dokter umum menyebutnya, "Cuma demam biasa."