Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mereka Tak Diundang Memilih Pilgub Sulsel

Sejumlah warga Tionghoa di Makassar belum menerima kartu pemilih, Sabtu (19/1/2013)

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mereka Tak Diundang Memilih Pilgub Sulsel
Tribun Manado/Rizky Adriansyah
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Sejumlah warga Tionghoa di Makassar belum menerima kartu pemilih, Sabtu (19/1/2013). Beberapa tokoh masyarakat dan politisi juga mengaku belum menerima undangan memilih per H-2 Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel memastikan warga yang tidak menerima kartu pemilih dan undangan memilih bisa menyalurkan hak suaranya asal terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT).

Panitia Pengawas Pilgub (Panwaslu) Sulsel meminta warga yang belum menerima undangan memilih agar segera melapor ke panitia pemungutan suara (PPS) atau kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Panwas meminta KPU mengatasi keterlambatan undangan memilih dalam 2x24 jam agar angka golongan putih (golput) tidak meningkat (lihat, Penjelasan Panwaslu).

KPU juga memberi ruang kepada para pemilih yang berhalangan menggunakan hak pilihnya di daerahnya atau tempatnya terdaftar sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya di lain tempat. Caranya, pemilih harus mengambil surat keterangan pindah memilih dari daerah asalnya berupa formulir A8 yang diambil dari panitia pemilihan setempat. Sebelum memutuskan meninggalkan daerah memilihnya (lihat, Penjelasan KPU).

Tribun melakukan investigasi tingkat penyaluran undangan memilih dan kartu pemilih di beberapa tempat, kemarin.

Sejumlah warga Tionghoa mengaku pasrah karena belum menerima undangan memilih dan kartu pemilih. "Sudahlah, kalau tidak dapat undangan atau dipersulit, yach golput saja," kata seorang warga keturunan Tionghoa di Makassar yang enggena disebut namanya, tadi malam.

Ada juga yang masih berharap menerima undangan memilih dalam dua hari terakhir ini. "Mungkin undangannya belum selesai diedarkan," ujar warga Tionghoa lainnya.

Berita Rekomendasi

Bahkan ada warga Tionghoa yang curiga hak mereka telah dirampas untuk kepentingan kandidat tertentu. "Mungkin memang sengaja tidak disampaikan undangannya agar orang lain bisa manfaatkan blangko itu untuk pemenangan salah satu peserta," katanya.

Bukan hanya warga biasa yang tidak menerima undangan memilih. Beberapa tokoh tenar Tionghoa juga mengaku belum menerima undangan memilih. Pengusaha Phiter Oei dan salah satu ketua tempat ibadah Tionghoa di Makassar Kusdi AG, mengaku belum punya kartu pemilih.

Sementara tokoh Tionghoa yang mengaku sudah menerima undagan memilih berjanji akan menunaikan hak pada 22 Januari. Tokoh Tionghoa akan menyalurkan hak pilihnya di beberapa di tempat pemungutan suara (TPS) berbeda. Mereka tidak terfokus di TPS di kawasan Pecinan (lihat, Inilah Tempat Mencoblos Tokoh).

Ketua Tim Keluarga Gerakan Andi Rudicalon Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Rahman Halid, juga mengaku belum menerima surat panggilan memilih.

"Sampai sore ini (Sabtus sore), saya belum mendapat surat panggilan memilih, namun yang saya baca di media, dapat menggunakan KTP, " kata Rahman yang juga adik kandung Ketua DPP Golkar, Nurdin Halid.

Baca juga:

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas