Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolda, Gubernur dan Wagub NTT Jemput Jenazah Decky dan Aldi

menjemput dua jenazah yang menjadi korban penembakan kelompok bersenjata di lembaga permasyarakatan Cebongan, Sleman

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Kapolda, Gubernur dan Wagub NTT Jemput Jenazah Decky dan Aldi
PIS KUPANG / Muhlis Al Alawi
DI TENGAH KERUMUNAN--Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur NTT, Esthon L Foenay dan Kapolda NTT, Brigjen Pol Ricky HP Sitohang berada di tengah kerumunan keluarga yang menjemput jenazah Decky Sahetapy dan Aldi Lado korban penembakan di Yogyakarta di Terminal Cargo Bandara El Tari Kupang, Senin (25/3/2013) malam. 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Muchlis Alawy

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG--Kapolda NTT, Brigadir Jenderal Polisi Ricky H.P Sitohang bersama Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur NTT, Esthon L Foenay menjemput dua jenazah yang menjadi korban penembakan kelompok bersenjata di lembaga permasyarakatan Cebongan, Sleman di terminal Cargo, Bandara El Tari Kupang, Senin (25/3/2013) malam. Langkah itu sebagai wujud duka cita mendalam unsur pimpinan itu kepada keluarga yang ditinggalkan.

Pantuan Pos Kupang, Senin (25/3/2013) malam tak hanya tiga pejabat yagn hadir dalam penjemputan dua jenazah almarhum Decky Sahetapy dan Aldi Lado di Bandara El Tari Kupang. Nampak hadir dalam penjemputan itu, Danlanud TNI AU El Tari Kupang, Kolonel Pnb Eko Dono Indarto, Sekda NTT, Frans Salem, Walikota Kupang, Jonas Salean, Kapolres Kupang Kota, AKBP Tito Basuki Priyatno dan beberapa pejabat lainnya.

Dua jenazah tiba di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 22.30 Wita. Setengah jam sebelum jenazah tiba, nampak ratusan kendaraan bermotor sudah menunggu di jalan pintu masuk Bandara El Tari Kupang. Tak hanya itu, penyambutan dua jenazah juga diwarnai dengan orasi sejumlah warga yang menuntut pengusutan pelaku yang menembak empat warga NTT di LP Cebongan Sleman, Yogyakarta.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dalam sambutannya saat menyatakan Pemerintah Propinsi NTT menyampaikan turut berduka cita yang mendalam terhadap korban penembakan di Jogjakarta. Sebagai bentuk kepedulian terhadap keluarga korban, Pemerintah Propinsi NTT memfasilitasi pemberangkatan empat jenazah dari Yogya hingga Kupang NTT.

Kapolda NTT, Brigadir Jenderal Polisi Ricky H.P Sitohang meminta warga untuk sepenuhnya menyerahkan aparat penegak hukum mengusut pelaku yang menembak empat warga NTT tersebut. Pasalnya, saat ini polisi masih terus mengusut para pelaku yang menembak empat warga asal NTT hingga tewas. *

Kami Sakit Hati Tapi Iklas

Berita Rekomendasi

KELUARGA Adrianus Candra Galaja alias Dedi, korban tewas dalam penembakan di LP Sleman, Yogyakarta,  merasa sangat sakit hati. Namun keluarga ikhlas menerima musibah itu sebagai kehendak Ilahi. "Kami sakit hati, tapi ikhlas menerima kenyataan ini," ungkap keluarga Dedi.
Disaksikan Pos Kupang, Selasa (26/3/2013) siang, hujan deras mengiringi keberangkatan jenazah  Dedi dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Oerobusman Ende. Dari Kupang jenazah Dedi diantar oleh Nimus, Sius dan Oby.

Tiba di Ende, jenazah akan langsung dibawa menggunakan kendaraan ke Kampung Fataleke, Desa Bidoe, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.

Yohanes Dekresano, wakil dari keluarga Dedi, saat ditemui di Bandara El Tari Kupang, menyatakan, keluarga menerima kematian tersebut sebagai peristiwa iman yang sudah diatur oleh Tuhan.

Namun keluarga juga merasa sakit hati. Kenapa negara tidak bisa melindungi korban yang sedang menjalani proses hukum? Keluarga juga merasa kecewa dengan sikap Presiden RI, SBY, yang hingga kini belum juga bersuara menyikapi kasus pelanggaran HAM tersebut.

"Keluarga tentu merasa sakit hati yang sangat luar biasa menerima peristiwa ini, karena kematian yang terjadi pada anak kami tidak wajar. Kami juga sangat kecewa, karena hingga saat ini Presiden SBY belum angkat bicara memberikan pernyataan terkait kasus ini. Kalau masalah lain, SBY sangat cepat memberikan reaksi dan respon," sesal Dekresano.

Dekresano berharap Presiden SBY bisa lebih tegas dan cepat dalam menyikapi kasus-kasus pelanggaran HAM seperti ini.

"SBY jangan diam. Kami juga minta pimpinan TNI/POLRI segera menuntaskan kasus penembakan ini dan mengungkap motif dibalik kasus tersebut. Tolong para petinggi TNI/POLRI kalau memberikan pernyataan di media, berikan pernyataan yang transparan dan menyejukkan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," harap Dekresano.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas