TNI Hancurkan Arena Sabung Ayam di Perbatasan RI-Malaysia
TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia Batalyon Infanteri (Yonif) 407 Padma Kusuma menghancurkan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia Batalyon Infanteri (Yonif) 407 Padma Kusuma menghancurkan arena sabung ayam di perbatasan Sungai Melayu, Malaysia-Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan. TNI juga menghancurkan arena judi sabung ayam di Mantikas, masih di kawasan perbatasan RI-Malaysia.
"Di Sungai Melayu satu, di Mantikas satu. Kita dengan Satgas Intel kemudian ada juga dari Satpol PP, Polisi," ujar Mayor Infantri Ari Aryanto, Komandan Satgas Pamtas Yonif 407 Padma Kusuma.
Ari mengatakan, pihaknya menghancurkan arena judi sabung ayam tersebut karena berada di kawasan perbatasan negara.
"Jadi di perbatasan di Bambangan, Sungai Melayu di perbatasan itu kan kerawanannya tinggi. Manakala itu berhubungan dengan perbatasan, itu jelas tanggung jawab kita," ujarnya.
Ia mengatakan, jangan sampai kejadian 2011 lalu kembali terulang di perbatasan RI-Malaysia. Saat itu Polisi Malaysia ditikam saat menggerebek perjudian sabung ayam di perbatasan RI-Malaysia.
"Di sana waktu itu ada pembunuhan meskipun kita tidak bisa menutup mata, waktu itu kesalahan Polisi Malaysia yang masuk ke kita. Tetapi kan tetap saja, nanti beritanya kurang baik karena ini hubungannya dengan dua negara," ujarnya.
Ia memastikan, judi sabung ayam di perbatasan negara itu murni dilakukan masyarakat tanpa ada keterlibatan aparat. Saat dilakukan penghancuran arena judi sabung ayam di sana, tidak ada aktivitas sama sekali.
"Waktu itu belum main mereka, hanya tempatnya saja yang seringkali dipakai. Sudah diingatkan tetapi masih seperti itu juga, tempatnya kita hancurkan dulu," ujarnya.
Soal perjudian sabung ayam di Pulau Nunukan, Ari mengatakan bukan menjadi domain Satgas Pamtas. Namun pihaknya tetap berkoordinasi dengan aparat terkait.
"Kita sudah koordinasi dengan kapolres, danlanal, dandim. Waktu ada rencana main di Binusan, kita mau operasi bersama-sama. Tetapi sudah ada yang tahu, tidak jadi mereka main," ujarnya.