Kepala Rohan Rela Tertebas Parang demi Keselamatan Putrinya
Tragedi memilukan terjadi di Kapal Motor Lambelu milik PT Pelni, jurusan Maluku-Makassar-Surabaya
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM , SURABAYA - Tragedi memilukan terjadi di Kapal Motor Lambelu milik PT Pelni, jurusan Maluku-Makassar-Surabaya. Sebanyak 17 penumpang ditebas secara membabi buta, oleh satu penumpang lainnya. Bahkan satu korban bocah berusia empat tahun, dan harus dioperasi.
Dari 17 korban dua luka ringan, sedangkan 15 lainnya harus dirawat di rumah sakit.
Ruang IRD RS PHC Surabaya, Selasa (30/4/2013) pagi, sangat ramai. Tim medis terlihat sibuk menangani 15 pasien KM Lambelu, yang pada
Senin (29/4/2013) dibacok penumpang, Fasikun (59), warga dusun Kedung
Ganduk, Desa Banjarsari Kecamatan Bobotsari, Purbalingga Jawa Tengah.
Entah mengapa, Senin (29/4/2013), sekitar pukul 17.30, Fasikun mendadak hilang kendali, dan menyabetkan senjata tajam, jenis parang pada orang-orang yang ditemuinya. Seakan kesurupan ia
mengibas-ngibaskan parangnya.
Seorang korban, Rohan (41), warga asal Balang, Jawa Tengah, hanya bisa
berdoa saat putrinya, Annisa (4), menjalani operasi karena mengalami
luka serius di kepala akibat dibacokan parang Fasikun.
Rohan menceritakan, saat itu dia dan putrinya sedang duduk di dek
lima. Tiba-tiba Fasikun datang langsung menghunuskan parang. Rohan
panik, dan langsung menggendong Annisa menuju ke dek 4.
"Saat itu saya sedang duduk sambil men-carge handphone, bersama putri
saya. Tiba-tiba dia (Fasikun) datang langsung membawa parang.
Saya lari, sambil menggendong anak saya," kata Rohan.
Saat berlari, ternyata Rohan terjatuh. Dalam posisi masih tersungkur,
pria yang bekerja di pabrik oksigen di Manado itu, langsung
memeluk Annisa. Namun, Fasikun tidak peduli. Secara membabi buta,
Fasikun terus menyabetkan parangnya pada Rohan.
"Dia membacok secara membabi buta, mungkin sekitar lima sampai enam
kali," kata Rohan.
Rohan terkena sayatan parang di bagian kepala, lengan kanan dan kiri,
kaki, dan beberapa bagian lain. Akhirnya pertahanan Rohan melemah juga. Annisa yang sedari tadi dipeluknya, juga terkena sabetan parang di bagian kepala.
"Saya tidak tahu dia itu gila atau kesurupan, sampai anak kecil juga
dibacok," kata Rohan.
Rohan mengaku tidak memberitahukan kondisi putrinya itu pada istrinya
di Jawa Tengah. "Saya hanya kasih tahu jika ada musibah saya kena
bacok, tapi saya bilang jika Annisa tidak apa-apa, saya tidak mau
istri saya khawatir," kata Rohan.
Menurut Agus, seorang saksi, Fasikun membacok orang yang ditemuinya
dengan menggunakan parang yang dibawanya di dek 5 dan 4. Fasikun bahkan membawa parang sambil mengumandangkan takbir.
Agus menceritakan, saat itu di dek 5, tersangka sempat terdiam saat
menjelang matahari terbenam. "Dia diam sambil memandangi matahari,
lalu tiba-tiba dia mengambil parang yang ada di dalam tasnya, dan
sempat meneriakkan takbir," kata Agus.