Klewang Ditangkap, Markas Geng Motor XTC di Stadion Utama Sepi
Dari dua lantai yang ada, sepertinya hanya lantai dua yang dimanfaatkan oleh Klewang bersama anggotanya
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Riki Suardi
TRIBUNNEWS.COM – Pasca-penggerebekan ketua besar geng motor XTC Pekanbaru, Klewang, beserta sejumlah anggotanya, hingga Jumat (17/5/2013) kemarin tak terlihat lagi aktivitas di markas besar geng motor XTC, yaitu di bekas perkantoran bedeng Adhi Karya, di Stadiun Utama Riau.
Pantauan Tribun Pekanbaru (Tribunnews.com Network), bedeng berlantai dua berukuran 6x20 meter dengan tinggi sekitar 8 meter itu, berada di sisi Timur Stadiun Utama Riau. Bedeng itu berlantai dua yang terbuat dari material papan dan kayu. Di halaman bedeng, terlihat sejumlah botol miras dan sampah berserakan.
Dari dua lantai yang ada, sepertinya hanya lantai dua yang dimanfaatkan oleh Klewang bersama anggotanya. Sebab lantai dua yang terdiri dari empat kamar tidur dan lima ruangan lepas itu, terlihat jelas ada piring bekas, gelas, kursi, serta karpet yang telah kotor.
Sementara di lantai satu, juga terlihat rusak parah. Sejumlah kaca dan dinding tampak jebol. Di dinding luar yang ada di lantai satu, terdapat tulisan XTC, Laser, B2R, dan sejumlah nama yang selama ini sering disebut-sebut oleh sejumlah anggota geng motor XTC yang sudah ditangkap, seperti nama Via, dan nama Yopi serta nama Sera.
Amri (32), pedagang yang berjualan disekitar Stadion Utama Riau, mengaku bahwa pascapenangkapan Klewang dan sejumlah anggotanya, tidak terlihat lagi ada aktivitas anak buahnya di bedeng tersebut.
"Biasanya, sekitar pukul 04.00 Wib sore mereka sudah beraksi di sepanjang jalan stadiun utama ini. Mereka balap liar hingga tengah malam," kata Amri, Jumat (17/5).
Menurut Amri, geng motor besutan Klewang itu sudah lebih tiga bulan berkeliaran di stadion utama Riau ini. Bedeng bekas perkantoran Adhi Karya itu memang sudah menjadi markas besar mereka, karena selama tiga bulan dia berjualan di sana, Amri mengaku anggota geng motor XTC sudah ada di bedeng itu.
"Selama berjualan di sini, belum ada geng motor XTC itu menganggu saya, begitu juga dengan pedagang lainnya," ujar pria yang mengaku sudah tiga bulan berjualan di Stadion Utama Riau.
Dia juga mengatakan, sejak tiga bulan dia berjualan di Stadion Utama Riau, sudah ada sekitar lima kasus curanmor yang terjadi di lokasi Stadion. Namun siapa yang mencurinya, dia sama sekali tidak tahu.
"Tapi, saya dan sejumlah pedagang lainnya, merasa bahwa pelakunya anak geng motor XTC. Sebab peristiwa itu ada setelah geng motor itu berada di sini," bebernya.
Senada dengan pedagang lainnya yang enggan menyebutkan namanya. Menurut pria yang berjualan es tabu itu, hampir setiap hari sebelum Klewang ditangkap, anggotanya yang cewek sering terlihat keluar masuk bedeng. Tapi sejak Klewang ditangkap, tidak ada lagi aktivitas di bedeng itu.
Begitu juga yang disampaikan salah seorang Security Stadion Utama Riau yang enggan menyebutkan namanya. Diakuinya, sejumlah Security sudah gerah melihat aksi anggota geng motor yang sering balap liar di kawasan Stadion ini, namun dia tidak punya wewenang untuk menegur anggota geng motor tersebut. Sebab, pengawasan bedeng dan jalan di Stadiun ini, bukan tanggung jawabnya.
"Saya ini Security dari PP, tugas saya hanya mengawas lingkungan Stadion yang di dalam pagar, di luar pagar itu bukan tanggung jawab saya," tuturnya.