Pembiayaan Leasing Merosot 40 Persen
Pembiayaan kendaraan roda empat yang dikucurkan sejumlah lembaga keuangan non bank atau leasing mengalami penurunan. Itu terjadi sejak awal tahun ini.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan wartawan Tribun Jambi, Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Pembiayaan kendaraan roda empat yang dikucurkan sejumlah lembaga keuangan non bank atau leasing mengalami penurunan. Itu terjadi sejak awal tahun ini.
Penyebab klasiknya, masih karena harga komoditas yang disebut-sebut rendah. Pelaku di sektor perkebunan, utamanya di tingkat petani, menjadi konsumen potensial leasing. Komposisinya hingga 60 persen.
Satu di antaranya seperti dialami ACC yang merupakan Divisi Lembaga Keuangan Astra. Branch Manager ACC Cabang Jambi, Arif Maulana mengatakan, pembiayaan kendaraan roda empat pada ACC turun sejak awal tahun lantaran penurunan harga kelapa sawit.
"Karena pasar penjualan otomotif di Jambi masih bergantung pada sektor tersebut," ujar Arif saat ditemui di ruangnya, Senin (20/5/2013).
Arif bilang ACC saat ini menargetkan peningkatan best on target, lebih tinggi dari tahn 2012. Namun kendala di lapangan yang dihadapi oleh pihaknya berbanding terbalik dari target yang harus dicapai. Tahun ini, dalam sebulan ACC harus menembus target pembiayaan 200 unit mobil. Tahuh lalu, ditarget hanya 180 unit per bulan.
"Dengan target per bulan lebih tinggi dibanding tahun kemarin, pembiayaan di tahun 2013 ternyata masih di bawah tahun 2012. Sekarang dalam sebulan kita paling hanya mencapai 150 atau 160 unit mobil di bawah target tahun 2012 sebanyak 180 unit," paparnya.
Untuk pembiayaan pun ACC mendominasi kepada pembiayaan mobil bekas. Ini terkait pula perilaku konsumen. Di ACC, pembiayaan mobil seken mencapai 65 persen.
"Masyarakat Jambi ini mereka tipikalnya lebih menginginkan barangnya cepat ada tanpa harus ribet mengurusi surat-surat. Sehingga pembiaayaan di tempat kita lebih mendominasi ke mobil seken, dari pada mobil baru yang harus mengurusi pengurusan BPKB dan sebagainya,” katanya.
SMS Finance yang fokus dalam pembiayaan use car (mobil seken) pun merasakan hal serupa soal penurunan pembiayaan. Disampaikan Supervisor Marketing SMS Finance, Fendi penurunan pembiayaan di tahun ini sangat drastis dibandingkan tahun lalu. Dirinya menambahkan penurunan mencapai 40 persen.
"Walau berangsur-angsur membaik, saya mendapat kabar dari konsumen kita yang juga pemilik kebun sawit. Harga naik namun jumlah produksi sedikit sehingga tak berarti besar buat pembiayaan, bahkan konsumen kita sendiri," beber Fendi.
Lanjutnya, target SMS Finance untuk tahun 2013 lebih kepada pencapaian dalam segi keuangan. Target yang ditetapkan pun Rp 8 miliar untuk setiap bulannya. Dari angka itu realisasinya Rp 6 miliar dengan total unit sebanyak 52 unit. Padahal tahun lalu, setiap bulan tercatat 70 unit pembiayaan mobil.
"Dari awal tahun sampai bulan Mei kita tak pernah mencapai target, bahkan dirasa untuk bulan ini lebih sangat menurun dibanding bulan Januari sampai April, terakhir kita closing membukukan pencapaian bulan April sebanyak 52 unit,” ujarnya.
SMS Finance yang juga memberikan pembiayaan untuk mobil-mobil niaga seperti pikap, truk dan lainnya. Sayangnya, mobil niaga tersebut justru ikut terpukul.
"Konsumen kita 50 sampai 60 persennya merupakan pemilik di sektor agro tersebut, nah dengan adanya penurunan harga pada sektor agro membuat pembelian serta pembiayaan kembali buat mereka agak terkendala karena mereka juga mengalami kesulitan pada angsuran sebelumnya," ujarnya. (tyo)