Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Operasi Hidup Mati Pemisahan Bayi Kembar Rahma-Rahmi Dilakukan Hari Ini

puluhan tim non medis, akan melakukan operasi pemisahan terhadap Rahma-Rahmi yang membutuhkan waktu selama 29 jam

zoom-in Operasi Hidup Mati Pemisahan Bayi Kembar Rahma-Rahmi Dilakukan Hari Ini
kafebalita.com
Ilustrasi bayi kembar 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Operasi pemisahan bayi kembar siam Rahma-Rahmi yang sempat dua kali tertunda akhirnya akan dilaksanakan hari ini, Sabtu (6/7/2013) di ruang operasi khusus RSMH Palembang.
Sebanyak 30 dokter ahli dari RSMH Palembang dan 23 dokter ahli dari RSUD DR Soetomo Surabaya serta puluhan tim non medis, akan melakukan operasi pemisahan terhadap Rahma-Rahmi yang membutuhkan waktu selama 29 jam lamanya.

Semua persiapan telah dilakukan tim dokter, baik sesi mental, peralatan dan semua penunjang untuk melakukan pemisahan yang pertama kalinya di Sumsel ini.
Setidaknya, tim dokter ini juga telah melakukan gladi bersih sebelum melakukan operasi sebenarnya agar bisa dilihat kekurangan dan bahaya apa yang akan terjadi saat berjalannya operasi nanti.
Ketua tim dokter RSUD Soetomo Surabaya dr Agus Harianto SpA(K) menuturkan, tim dokter RSUD Soetomo Surabaya mendapatkan kehormatan besar untuk ikut mendampingi tim dokter RSMH Palembang untuk mengoperasi pemisahan bayi kembar siam yang pertama di Sumsel. Semua detil prosedur operasi lanjut Dr Agus dilakukan secara matang.

"Operasi pemisahan bayi kembar siam ini bisa dikategorikan operasi hidup dan mati pasien di meja operasi. Ini operasi pemisahan ke-54 yang telah ditangani RSUD DR Soetomo. Semua operasi sebelumnya berhasil. Memang di tahun 1995 dan 2011 ada pasien yang cukup sulit dipisahkan karena memiliki kelainan jantung. Dengan demikian membutuhkan penanganan yang matang, seperti kasus Rahma-Rahmi ini yang kami anggap cukup sulit," katanya dalam pertemuan dengan semua dokter di aula atas RSMH Palembang.

Namun dengan jumlah jam terbang dalam mengoperasi 53 pasien kembar siam mereka mengaku optimistis semua akan berjalan lancar. Sampai akhirnya kembar siam Rahma-Rahmi dapat dipisahkan.

Dr Agus juga mengatakan, mengapa sebelumnya sempat terjadi penundaan pelaksaan operasi hingga dua kali. Hal ini dilakukan karena batuk dan pilek yang diderita Rahmi beberapa waktu lalu. Bila operasi tetap dilakukan dalam kondisi pasien sedang batuk dan pilek, maka kejadian yang akan terjadi pasien akan meninggal di meja operasi.

Kondisi Rahma-Rahmi memang tergolong unik. Perut keduanya dempet hingga pinggul (Tetrapus Omphaloischiopagus). Selain itu usus besar, usus kecil, anus, hati, dan pembuluh darah menyatu. Sementara ureter atau saluran kencing dari ginjal ke blass lebih berat sebelah kanan, sedangkan sebelah kiri ringan. Saat ini umur keduanya 1 tahun 3 bulan.

Berita Rekomendasi
Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas