Lantaran Menegur, Novri Dipukul Oknum Polres Manado
Novri Pupente (30) meringis kesakitan kala dipindahkan dari mobil Ambulans ke kamar instalasi gawat darurat Rumah Sakit
Editor: Budi Prasetyo
Laporan wartawan Tribun Manado Riyo Noor
TRIBUNNEWS.COM , MANADO - Novri Pupente (30) meringis kesakitan kala dipindahkan dari mobil Ambulans ke kamar instalasi gawat darurat Rumah Sakit Bhayangkara, Selasa (23/7/2013) sekitar pukul 10.30 Wita. Hingga pukul 12.45 Wita pria tersebut masih dirawat di RS Bhayangkara.
Warga Bumi Nyiur lingkungan IV itu diduga menjadi korban kekerasan oknum Polisi berpakaian preman Polresta Manado, Selasa (23/7) dini hari.
Pria yang sehari-hari bekerja di Restoran Kawan baru ini menahan sakit tulang rusuknya terasa patah, sekujur tubuhnya luka. Kepada Tribun Manado, ia mengaku hajar di sekujur tubuh dan diseret seperti hewan. Tak berhenti disitu ia disetrum, dan diguyuri air.
"Saya dipukuli, diseret seperti anjing, badan saya luka semua. Rusuk rasanya patah, digerakan sedikitnya saja sakit sekali," ucapnya.
Kasus dugaan penganiayaan itu gara-gara, Novri menegur mobil avanza yang melaju kencang di lorong dekat rumahnya. Ketika itu ia lagi buang air, saat mobil melaju, sembari menghardik, ia memukul bodi mobil Avanza. Tegurannya itu berbuah sial. Kata Novri empat pria yang belakangan ia kenal sebagai Aparat kepolisian turun langsung melepas tembakan ke udara.
Panik dan ketakutan, Novri langsung melarikan diri, tak sampai 50 meter lari ia terpeleset. Ia tak kuat melawan, ketika diringkus dan dipukuli, diseret sepanjang jalan dekat rumahnya.
Kerumuman warga yang mendengar tembakan tak kuasa menghalangi para aparat. Ia dimasukkan dalam mobil. Novri mengaku di dalam ia di setrum dengan standgun. "Rasanya seperti mau mati," katanya.
Tak sampai disitu akhir penyiksaan Novri, di markas Polresta Manado, ia masih terus dipukuli, bahkan seluruh tubuhnya diguyur air. Novri mengaku dipaksa mengaku, mabuk dan berbuat onar "Saya memang minum tapi tidak mabuk, kalalu saya mabuk, bagaimana mungkin saya bisa lari, buktinya saya lari, saya cuma menegur mereka," ujarnya.
Penyiksaannya akhirnya berhenti saat kerabat menjemput membawanya pulang ke rumah. Polisi tak menemukan bukti perbuatan onar dan memperbolehkan ia pulang.
Ingin menuntut keadilan Novri bersama istri melapor ke Propam Polda Sulut. Usai mengambil lapran ia dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisum.
Kabid Humas Polda Sulut AKBP Denny Adare ketika dikonfirmasi di RS Bhayangkara mengungkapkan, Kepolisian siap memproses laporan warga, meski yang dilaporkan adalah aparat kepolisian "Silahkan laporkan, kami akan proses," sebut dia. (*)