Pantura Ruas Ciasem-Pamanukan Gelap dan Berlubang
Jalur pantai utara (pantura), menjadi satu ruas jalan yang selalu dipadati pemudik ketika masa libur lebaran setiap tahun.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalur pantai utara (pantura), menjadi satu ruas jalan yang selalu dipadati pemudik ketika masa libur lebaran setiap tahun.
Namun sayang, meski berstatus sebagai jalur mudik utama, fasilitas penunjang keamanan dan kenyamanan pemudik di pantura justru seperti tak mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Betapa tidak, ketika tim survei Tour de Java (Tribunnews) mencoba melintasi jalur ini dengan menggunakan mobil Mitsubishi Outlander Sport, kewaspadaan dan kehati-hatian tingkat tinggi layak dipasang sejak keluar dari tol Cikampek.
Pasalnya, jalan berlubang, bergelombang, dan minim penerangan sudah menghadang pemudik.
Situasi ini, bisa kita temui terutama di ruas Ciasem-Pamanukan. Di ruas ini, suasana jalan gelap lantaran lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) banyak yang tidak menyala.
Selain lampu penerangan yang tidak memadai, kondisi jalan sepanjang jalur ini sebagian rusak, seperti bergelombang dan beberapa berlubang.
Bahkan, ketika melintas di ruas Ciasem-Pamanukan, tim juga tidak mampu hanya mengandalkan lampu mobil untuk melihat kondisi jalan yang rusak.
Meski lubang di badan jalan tidak begitu besar di jalur Ciasem-Pamanukan, tetapi lubang itu cukup dalam, yakni sekitar 20 cm. Karenanya, pemudik harus mengantisipasinya dengan melaju tidak begitu cepat.
Masih ada beberapa kekurangan di jalur Ciasem-Pamanukan selain penerangan dan kondisi jalan, yaitu masih terbatasnya rambu lalu-lintas sebagai pemandu pengemudi selama berkendara.
Di wilayah ini ada beberapa titik rawan kecelakaan seperti di wilayah Warungnangka dan Batangsari. Pasar tumpah juga siap menghadang, terutama di Sukamandi dan Pasar Ciasem.