Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Agus Martin, Terduga Teroris Bertanggungjawab dan Pekerja Serabutan

”Pekarjaannya memang seadanya dan serabutan,” ungkap Umi Sholihah kepada Surya (Tribunnews.com network), Minggu (25/08/2013).

zoom-in Agus Martin, Terduga Teroris Bertanggungjawab dan Pekerja Serabutan
surya/hanif m
Umi Sholihah, istri Agus Martin di rumahnya 

Laporan Wartawan Surya,Hanif Manshuri

TRIBUNJATIM.COM,LAMONGAN – Dimata istri dan keluarga serta teman – teman terduga di Tenggulun, Agus Martin yang ditangkap Dendsus 88 adalah bapak dari tiga orang putri yang bertanggunggjawab dan pekerja serabutan.

Sejak menikah dengan Umi Sholihah pada  6 Maret  2006, Agus Martin alias Hasan Anshori selalu berganti-genti pekerjaan.

”Pekarjaannya memang seadanya dan serabutan,” kata Umi Sholihah kepada Surya (Tribunnews.com network), Minggu (25/08/2013).

Usai menikah, Agus berkerja di Bekasi sebagi penjaga warnet, jualan kebab dan penjaga di salah satu konter. Pekerjaan itu ditekuni hingga 2010.

Setelahnya, Agus pulang ke desa kelahiran Umi di Tenggulun dan bekerja serabutan, diantaranya penjemur ikan di TPI Brondong dan sebagai kuli bangunan sampai sekarang.

 Diakui Umi, suaminya tidak pernah merasa malu bekerja di bidang apapun yang terpenting  hasilnya halal untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan tiga orang putrinya, Nova (7), Asmak (4) dan Inas (2). Persis menetap bekerja sebagai kuli bangunan di Tenggulun sejak tiga tahun terakhir ini.

BERITA TERKAIT

Selama di Lamongan, Umi dan Agus serta tiga putrinya masih serumah dengan orang tuanya,  H Abdul Jalil (70) dan ibunya Marwati (65). Ia memang hidup serba pas-pasan.

Sementara kerja sebagai kuli bangunan dengan upau Rp 55 ribu perhari dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Saya masih tinggal serumah sama bapak. Belum punya rumah sendiri,”kata Umi Sholihah. Di mata para tetangganya, Agus Martin adalah bapak yang biasa wajarnya seperti warga Tenggulun lainnya. Ia hanya rutin bekerja sebagai kuli bangunan atas ajakan Uman Slamet dan Khusnul Arif.

“Selama ini hidup menetap di tenggulun, dia tidak pernah neko-neko. Pokoknya
tidak punya tabiat sebagai orang radikal,” ungkap Achwan Plt Sekretaris Desa Tenggulun kepada Surya.  

Makanya ketika ada informasi Agus ditangkap Densus 88, semua warga tidak
percaya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas