Nikolaus Bunuh Istri Akibat Menolak Hubungan Intim
Entah setan apa yang merasuki Nikolaus Tefa. Gara-gara sang istri menolak ajakannya untuk berhubungan intim, ia menusuknya dengan 12 kali tusukan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Entah setan apa yang merasuki Nikolaus Tefa. Gara-gara sang istri, Theresia Benu (42), asal Desa Oebola, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, menolak ajakannya untuk berhubungan intim, ia menusuknya dengan 12 kali tusukan.
Theresia pun dipastikan tewas akibat perbuatan kejji sang suami.
Pembunuhan sadis ini terjadi di rumah keluarga mereka, Heribertus Amakae, di Desa Tetaf, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kamis (29/8/2013), pukul 05.00 Wita.
Theresia mengalami 12 luka tusuk pada paha dan dada hingga usus besar putus dan terburai keluar. Setelah membunuh istrinya, Nikolaus menyerahkan diri ke Polres TTS.
Kepada Pos Kupang saat ditemui di Polres TTS, kemarin, Nikolaus mengaku membunuh istrinya karena menolak berhubungan badan.
"Sudah tiga hari kami tidak berhubungan. Tadi malam (Rabu malam, Red) jam 24.00 saya minta berhubungan tetapi dia tolak. Dia tidak mau melayani saya dan tidur balik belakang sehingga saya emosi dan pukul 05.00 Wita saya tikam dia dengan pisau yang saya bawa dari Camplong," tutur Nikolaus.
Setelah menerima laporan dari masyarakat, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KSPK) Polres TTS, Ipda Dewa Ditya, bersama Kepala Urusan (Kaur) Identifikasi, Aipda Laurens Jehau, dan anggota, Bripda Polce Thaiboko dan Briptu Robinson Lapenangga, terjun ke tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan olah TKP sekaligus mengevakuasi Theresia untuk diaotopsi di RSUD SoE oleh dr. Aron Neti.
Hasil visum luar menyebutkan, Theresia mengalami luka tusuk berat di pahan dan dada. Di tubuh korban terdapat 12 luka menyebabkan usus besar putus dan terburai keluar.
Cemburu Berlebihan
Selama membina rumah tangga, Nikolaus dan Theresia dikarunia tujuh orang anak. Namun dalam kesehariannya, Nikolaus memiliki rasa cemburu yang berlebihan.
Theresia kerap dilarang bepergian dari rumah dan tidak boleh ada yang bertamu di rumah mereka, termasuk kedua orangtua Theresia.
"Dia (Nikolaus) sangat cemburu sampai-sampai cemburu pada bapak mantunya. Nikolaus juga selalu minum mabuk dan memukul Theresia. Bahkan setiap kali pelaku keluar selalu mengunci Theresia di dalam rumah mereka," ungkap saudara Theresia, Sarifa Feka, Anika Apmalo dan Marten Apmalo, saat ditemui di ruang mayat RSUD SoE, Kamis (29/8/2013).
Anika yang mengaku baru tiba dari Camplong merasa terpukul atas kematian kakak mereka secara stragis.
Menurut dia, pelaku yang berprofesi sebagai petani ladang itu selalu memukul istrinya dan melarang tidak boleh keluar rumah.
"Senin 26 Agustus 2013 mereka (Nikolaus dan Theresia) datang ke Tetaf untuk menghadiri pesta nikah salah seorang keluarga pada hari ini (Kamis 29/8). Namun acara belum mulai, kami mendengar kabar kakak kami sudah meninggal dibunuh suaminya," ujar Anika.