Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buku Bahasa Indonesia di Garut Berisi Pesan Anti-Pemerintah

Buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memuat cerita pendek penuh kata cacian, juga dinilai bisa berakibat fatal bagi aparat pemerintahan.

zoom-in Buku Bahasa Indonesia di Garut Berisi Pesan Anti-Pemerintah
urip.wordpress.com
Ilustrasi buku 

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memuat cerita pendek penuh kata cacian, juga dinilai bisa berakibat fatal bagi aparat pemerintahan.

Pasalnya, keseluruhan cerita yang dibangun dalam cerpen Gerhana karya Muhammad Ali tersebut juga bisa menimbulkan persepsi yang keliru terhadap aparatur pemerintahan.

Hal itu, diungkapkan oleh Ma'mun Gunawan, orangtua siswa yang melaporkan kasus itu ke Dinas Pendidikan Garut.

"Jadi ceritanya itu Sali yang tanamannya dirusak orang lapor ke lurah. Di sana ia tidak ditanggapi dan diminta ke camat. Sampai dicamat dibilang, saya tidak mengurusi hal-hal kecil. Laporlah ke polisi, di sana pula ia dihardik habis-habisan. Ini kan bisa menimbulkan persepsi dan sikap antipati generasi kita pada pemerintah?" jelas Ma'mun yang juga sekretaris KNPI Garut itu, Sabtu (31/8/2013).

Sebelumnya diberitakan, buku mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang memuat cerita pendek penuh makian, diminta segera ditarik dari peredaran.

Buku tersebut, kekinian marak beredar di sejumlah sekolah di Garut, Jawa Barat.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Garut Nitta K Wijaya mengkhawatirkan, beredarnya buku tersebut dapat mengganggu perkembangan pemikiran anak didik.

BERITA REKOMENDASI

Teks verbal kosakata kasar, ungkap Nita, bisa membekas dalam ingatan anak-anak, dan lebih jauh bisa mendorong perilaku arogan pada anak-anak.

"Teks verbal kata-kata kasar kalau dibaca anak-anak bisa membekas. Anak-anak yang cenderung suka meniru akan bisa bertindak arogan," kata Nita dihubungi via telepon seluler.

Pihaknya, mengapresiasi orangtua siswa yang menemukan kejanggalan buku itu, namun sekaligus menyayangkan pelaku pendidikan yang lengah.

"Bagus orangtua sampai tahu apa yag dibaca anak. Lantas jadi pertanyaan, bagaimana fungsi Disdik dan guru-guru bagian kurikulumnya? Wajib ditarik dari peredaran," tegasnya. (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas