Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nuzul Sudah Lincah Mendalang Meski Baru Kelas 5 SD

Muhammad Nuzul (10) amat mahir mendalang. Kepiawaiannya itu ditunjukan saat menjadi peserta Lomba Dalang Cilik Kota Malang

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Nuzul Sudah Lincah Mendalang Meski Baru Kelas 5 SD
Surya/Irwan Syairwan
M Nuzul saat mendalang di lomba dalang cilik Kota Malang 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Muhammad Nuzul (10) amat mahir mendalang. Kepiawaiannya itu ditunjukan saat menjadi peserta Lomba Dalang Cilik Kota Malang yang digelar di Gedung Kesenian Gajayana, Sabtu (14/9/2013).

Saat itu, siswi kelas V SDN Kauman 1 ini sedang memainkan pethilan 'Mahabarata Setyaki Rabi'. Terlihat lincah memainkan wayang, Nuzul menampilkan cerita wayang Setyaki yang sedang melawan Prabu Kalakambana.

Pertarungan berlangsung sekitar lima menit. Berulang kali, Nuzul mengadu kedua wayang itu sebagai penggambaran pertempuran di antara keduanya. Saat Surya online (Tribunnews.com Network) menghampiri, keringat masih bercucuran di wajah Nuzul. Dijelaskan pertempuran itu dimenangkan Setyaki. Nuzul mengaku mulai belajar dalang setahun lalu dari seorang dalang di daerah Bunulrejo. Bagi Nuzul wayang itu memiliki nilai-nilai luhur yang wajib diketahui.

“Saya memang suka nonton wayang. Terus belajar mendalang sampai akhirnya bisa. Pesan-pesan di wayang sangat bagus,” kata Nuzul.

Lomba ini, lanjutnya, merupakan lomba mendalang yang kali pertama diikutinya. Namun begitu, tidak ada kegugupan saat Nuzul mulai mendalang. Saat ditanya tokoh wayang kesukaannya, Nuzul menjawab lugas, Gatot Kaca dan Prabu Hanoman.

“Gatot Kaca soalnya kuat dan bisa terbang. Kalau Prabu Hanoman itu anak dewa<” ujarnya.

Sementara itu, Kadis Budpar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, menambahkan lomba dalang anak ini merupakan kali pertama dilaksanakan. Ada 14 peserta dari tingkat SD-SMP se-Kota Malang. Wahyuni menjelaskan tujuan lomba ini adalah bertujuan untuk mencari bibit-bibit dalang di kalangan anak, sekaligus melestarikan budaya wayang di Kota Malang.

Berita Rekomendasi

“Mereka (dalang cilik) ini tidak mendalang satu lakon, tapi hanya cuplikan saja. Naskah diberikan dan mereka harus menghapal jalan ceritanya,” imbuh Wahyuni.

Untuk penilaian, lanjut Wahyuni, cara dalang memainkan wayang, jalan cerita, dan vokal si dalang. “Kami sediakan hadiah sertifikat, trophy, dan uang pembinaan. Kami akan jadikan lomba ini sebagai event tahunan. Semoga saja tiap tahun makin banyak pesertanya,” pungkasnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas