Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

800 Keluarga Pengungsi Rokatenda Direlokasi di Pulau Besar

Pemkab Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, sudah menetapkan kawasan Pulau Besar sebagai lokasi permukiman

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in 800 Keluarga Pengungsi Rokatenda Direlokasi di Pulau Besar
AFP Photo
Foto letusan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/8/2013). 

TRIBUNNEWS.COM MAUMERE,  — Pemerintah Kabupaten Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, sudah menetapkan kawasan Pulau Besar sebagai lokasi permukiman kembali bagi sekitar 800 keluarga pengungsi akibat letusan Rokatenda di Palue. Bahkan lahan seluas kurang lebih 20 hektar sudah ditata untuk perkampungan bagi 500 keluarga.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Sikka Paulus Nong Susar di Maumere, Kamis (26/9/2013). ”Pilihan relokasi ke Pulau Besar memang masih pro-kontra. Namun survei lembaga berkompeten merekomendasikan pulau ini layak untuk permukiman kembali pengungsi. Di Pulau Besar, para pengungsi dekat dengan pantai untuk melaut, memiliki lahan bertani, punya rumah, dan terbebas dari ancaman letusan gunung api seperti di Palue,” katanya.

Pulau Besar berada di utara Maumare–kota Kabupaten Sikka –kini dihuni sekitar 700 jiwa. Jika bepergian dengan speedboat hanya sekitar 45 menit dari Maumere, atau sekitar 1,5–2 jam dengan perahu motor.

Sejauh ini, Pulau Besar termasuk kawasan konservasi di bawah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT atau Kementerian Kehutanan. Menurut Paulus, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BBKSDA. ”Petugas kami turun bersama pihak Balai Koservasi untuk memastikan titik-titik kawasan untuk relokasi itu,” tuturnya.

Pastor Vande Raring SVD dari lembaga sosial karitatif, Caritas Keuskupan Maumere, menilai, pilihan Pulau Besar sangat ideal karena ikut meretas posisi pulau itu yang masih terisolasi. Dikatakan, Uskup Maumere Mgr, Gerulfus Kherubim Pareira SVD sudah sejak lama merekomendasikan, bahkan mendesak Bupati Sikka agar mengawal pembukaan isolasi Pulau Besar dengan menjadikan sebagai permukiman bagi para pengungsi.

”Di Pulau Besar, ketersediaan air tawar cukup, ada empat mata air yang tetap bertahan hingga puncak kemarau. Jika ditata serius, pulau itu cocok jadi obyek wisata, usaha pertanian, dan juga kelautan. Apalagi dibangun jalan melingkari pulau itu,” ujar Vande. (ANS/KOR)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas