Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecelakaan Kerja di Samarinda Capai 498 Kasus

Hingga September lalu, terjadi sebanyak 498 kasus kecelakaan kerja di Samarinda.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Kecelakaan Kerja di Samarinda Capai 498 Kasus
Ilustrasi kecelakaan kerja 

Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA,  - Angka kecelakaan kerja terus meningkat
setiap tahun. Berdasarkan data yang terdapat di Jamsostek Samarinda,
angka kecelakaan kerja sepanjang 2012 mencapai 398 kasus. Angka
tersebut meningkat tajam di 2013. Hingga September lalu, terjadi
sebanyak 498 kasus kecelakaan kerja di Samarinda.

"Ini baru angka kecelakaan kerja yang terjadi terhadap peserta
Jamsostek. Belum lagi yang terjadi di luar peserta, pasti angkanya
lebih tinggi," ujar Kepala Kantor Cabang Jamsostek Samarinda, Kusumo,
di sela-sela kegiatan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
yang digelar Jamsostek bersama Surveyor Indonesia (SI), di Hotel
Mesra, Kamis (24/10/2013).




Jika dirata-ratakan, terjadi dua kasus kecelakaan kerja dalam sehari,
sepanjang 2013 ini. "Inilah mengapa kami menggelar pelatihan K3. Agar
angka kecelekaan kerja bisa diminimalisir bahkan dihilangkan," jelas
Kusumo.

Sekitar 80 peserta mewakili berbagai perusahaan mengikuti pelatihan K3
ini. Kusumo mengungkapkan, pelatihan K3 ini merupakan bagian dari
nilai tambah yang diberikan Jamsostek kepada pesertanya.

"Kita juga membantu memberikan peralatan K3 untuk sektor jasa
konstruksi. Ada pemeriksaan kesehatan gratis, bantuan uang pemakaman,
hingga medical check up. Tentunya, sejumlah nilai tambah ini diberikan
kepada peserta Jamsostek yang memenuhi syarat," jelas Kusumo.

Tingginya angka kecelakaan kerja, kata Kusumo, tidak hanya merugikan
korban, melainkan kinerja perusahaan yang ikut merosot. "K3 ini
ivestasi bagi perusahaan. Meski Jamsostek juga mengcover kecelakaan
kerja, namun kecelakaan kerja ini bukan hanya soal materi. Tapi rugi
waktu, dan produktivitas. Misalkan, pekerja sakit akibat lingkungan
kerja yang tidak sehat," urai Kusumo.

BERITA TERKAIT
Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas