Persediaan Obat Kaki Gajah Belum Cukup
Penyebaran penyakit kaki gajah atau filariasis di Kabupaten Bandung meningkat dari lima kecamatan menjadi 18 kecamata
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Penyebaran penyakit kaki gajah atau filariasis di Kabupaten Bandung meningkat dari lima kecamatan menjadi 18 kecamatan. Lebih dari 30.000 penduduk Kabupaten Bandung di dalam darahnya mengandung mikrofilaria (cacing penyebab filariasis).
Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Bandung, dr Riantini, mengatakan jumlah penderita kronis filariasis yang didata Dinkes hingga tahun 2013 sebanyak 48 orang. Jumlah tersebut bisa bertambah karena diperkirakan masih banyak warga yang tidak mau melaporkan penyakit tersebut.
"Warga memang banyak yang malu kalau mau melapor. Soalnya dampak sosialnya memang sangat besar. Karena penderita filariasis memang akan mengalami cacat permanen walaupun sudah sembuh," kata Riantini di rumah makan Mang Engking, Kopo, Selasa (29/10/2013).
Penderita kronis filariasis memang akan mengalami cacat permanen. Lipatan akibat filariasis tidak akan hilang. Walaupun melakukan operasi. Sehingga penyakit tersebut harus dicegah sebelum bertambah parah.
"Peningkatannya dari tahun 2007 memang drastis. Tahun 2007 baru ada tujuh kasus. Sekarang sudah mencapai 48 kasus yang kronis. Dari 18 kecamatan, lima kecamatan merupakan daerah paling rawan yaitu Majalaya, Ibun, Ciparay, Cangkuang dan Cimaung," ujarnya.
Sesuai penilitian World Health Organization (WHO) sebanyak satu persen masyarakat positif menderita mikrofilaria. Jadi diperkirakan sebanyak 32.000 warga dari 3,2 juta Kabupaten Bandung menderita penyakit filariasis.
"Tapi memang stadiumnya belum banyak yang parah. Kebanyakan masih stadium satu atau dua. Soalnya di stadium itu belum kelihatan penyakitnya. Kalau sudah masuk stadium tiga sudah kelihatan. Paling parah ya stadium tujuh," katanya.
Kadinkes Kabupaten Bandung, Ahmad Kustijadi, menuturkan untuk menanggulangi penyakit tersebut pihaknya akan melakukan pengobatan massal kepada seluruh warga Kabupaten Bandung. Rencananya pencanangan kegiatan tersebut akan dimulai pada 19 November.
"Sosialisasi juga akan dilakukan mulai dari tingkat SD. Agar pencegahannya bisa dimulai sejak dini. Apalagi semua orang bisa terkena penyakit ini," ujar Ahmad.
Pengobatan filariasis sudah berjalan selama lima tahun. Usai dilakukan pengobatan akan dilakukan pemeriksaan. Untuk mengetahui jumlah penderita filariasis. Jika dalam hasil survei angkanya di bawah satu persen maka tidak diperlukan pengobatan di tahun selanjutnya.
"Kalau masih di atas satu persen ya pengobatannya akan dilanjutkan di tahun depan. Tapi mudah-mudahan sudah selesai tahun ini. Untuk obat yang dibutuhkan sebanyak 7,8 juta. Tapi saat ini baru ada 2,4 juta. Kami masih menunggu obat dari pemerintah pusat. Semuanya gratis pengobatannya," ujar Ahmad.
Warga tidak harus takut saat meminum obat tersebut. Jika ada efek samping berarti memang di dalam tubuh mengandung mikrofilaria. Namun efek samping tersebut akan membunuh mikrofilaria tersebut.
"Kendalanya untuk pengobatan dari segi ketenagakerjaan. Tapi akan kita usahakan agar setiap warga meminum obat tersebut. Kalau saat pencanangan orang tersebut tidak meminum akan terus kami sweeping sampai semuanya meminum obat. Minum obatnya juga kan cuma setahun sekali," katanya. (aa)